Best People Inovator
Devi Raissa, Pencipta Buku Cerita Anak Berkualitas Namun Tetap Terjangkau
Anak-anak disuruh giat membaca, tetapi buku untuk usia mereka tidak tersedia. Karena masalah inilah Devi Raissa memutuskan untuk berkarya.
Kita semua tentu sudah sepakat kalau buku merupakan jendela dunia, tapi fakta membuktikan kalau kondisi minat baca penduduk Indonesia cukup memprihatinkan. Mengutip halaman kompas.com, berdasarkan penelitian “Most Littered Nation In the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada tahun 2016 silam, Indonesia menempati posisi ke-60 dari 61 negara di dunia dalam minat membaca.
Dalam penelitian tersebut Indonesia persisi berada di bawah posisi Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal jika dilihat dari segi infrastruktur, Indonesia sudah bisa dikatakan memadai serta mampu mendukung minat membaca di Indonesia yang cukup unggul dan mendekati negara-negara di Eropa.
Menumbuhkan minat baca bukanlah hal yang sulit, hanya saja perlu dilakukan sedini mungkin agar seseorang terbiasa dan menjadikan kegiatan membaca buku sebagai salah satu kebutuhannya.
Berawal dari riset mengenai komunikasi antara orang tua dengan anak-anak (khususnya balita), Devi Raissa menemukan kalau membaca buku pun bisa menjadi salah satu solusi dari permasalahan orang tua dengan anaknya. Akan tetapi, Ia mendapatkan keluhan dari para orang tua kalau buku bacaan di Indonesia kurang bervariasi dan kalaupun ada memiliki harga yang cukup tinggi.
Melalui Riset itulah Devi akhirnya menciptakan sebuah buku cerita interaktif untuk balita yang kini membawanya mendulang keuntungan sebesar 1 miliyar rupiah per bulannya. Penasaran? Berikut wawancara dengan Devi Raissa pendiri dari PT. Lubang Kelinci Indonesia atau penerbit Rabbit Hole Indonesia.
Hai, Mbak Devi Kalau Boleh Tahu, Rabbit Hole ID itu apa sih?
Rabbit Hole merupakan pembuat buku bacaan anak untuk usia 0 bulan hingga 7 tahun yang dibuat oleh psikolog anak dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.
Ide awal kegiatan ini bermula dari pekerjaan sebagai psikolog anak. Saat itu banyak orangtua yang mengeluhkan kesulitan berkomunikasi antara orangtua dengan anak. Adapun salah satu faktor mengenai hal itu karena kurangnya komunikasi dan bonding antara orang tua dengan anak. Terdapat cara yang mudah untuk preventif atau pencegahan, yaitu dengan orangtua membacakan buku sedari dini untuk anaknya.
Tetapi karena buku-buku sesuai tahap perkembangan anak di Indonesia masih kurang, kalau pun ada dan sesuai buku-buku tersebut buku impor yang harganya cukup mahal. Jadi banyak orangtua yang belum menjangkau. Berdasarkan hal tersebut, muncul keinginan untuk membuat buku anak yang berkualitas dan terjangkau untuk anak-anak Indonesia. Untuk memulai usaha ini, saya mengajak partner saya yaitu Guntur untuk membuat buku bersama. Jadi, saya yang menulis cerita, dia yang menggambar sesuai dengan tema cerita yang memang saya pikir dibutuhkan untuk anak-anak Indonesia.
Apa alasan Mbak Devi memilih untuk memproduksi buku cerita anak?
Karena balik lagi ke tujuan awal untuk meningkatkan komunikasi antara orangtua dengan anak dan cara yang paling mudah/simple sekaligus bisa dilakukan orangtua setiap hari adalah dengan membacakan buku. Jadi, akhirnya memilih produk buku cerita anak. Terlebih, setelah saya lihat di Indonesia juga belum banyak buku-buku cerita anak yang sesuai dengan perkembangannya atau memiliki fitur-fitur yang menarik. Jadi, dari situ lah saya memilih buku cerita anak.
Mbak Devi, kalau tidak salah buku cerita yang diproduksi Rabbit Hole ID ini dicetak atau diterbitkan sendiri, ya? Lalu apa alasan Anda memilih untuk mencetak buku cerita secara independen dibandingkan dengan menggunakan jasa penerbit yang sudah ada?
Karena visi dan misinya adalah mendistribusikan buku dengan kualitas yang baik tetapi harganya terjangkau. Jika, ke toko buku besar itu biasanya mereka meminta komisi kurang lebih 40-60% sehingga itu akan meningkatkan produksi atau harga bukunya menjadi dua kali lipat maka harganya akan menjadi mahal. Untuk menekan cost produksi akhirnya kami distribusi sendiri. Ternyata setelah dilihat dan dibandingkan, penjualannya pun tidak kalah dibandingkan dengan penjualan di toko buku.
Kira-kira berapa omzet yang sudah Mbak Devi Dapatkan dari bisnis buku cerita anak hingga saat ini?
Untuk omzet sebesar 1 Milyar.
Wow! Dengan keuntungan sebanyak itu, bagaimana cara atau strategi markeing seperti apa yang sudah Mbak Devi lakukan hingga buku-buku Rabbit Hole ini diminati oleh banyak orang?
Strategi marketing Rabbit Hole pertama adalah mengedukasi terlebih dahulu. Mengedukasi orangtua di Indonesia mengenai pentingnya membacakan buku sedari dini, karena kebanyakan buku-buku yang diproduksi Rabbit Hole adalah buku-buku untuk bayi. Nah, setelah orangtua teredukasi baru lah sedikit demi sedikit di selipkan bahwa buku Rabbit Hole ini memiliki makna dan manfaat bagi anak-anak usia dini. Itu yang membuat orang-orang tanpa berpikir panjang untuk membeli buku Rabbit Hole, karena mereka sudah merasa bahwa buku yang dibuat ini terpercaya. Karena sebelumnya saya sudah mengedukasi mereka bahwa buku ini tepat untuk perkembangan anak.
Merintis sebuah usaha dari nol, apakah Mbak Devi pernah mengalami kegagalan atau kerugian selama menjalankan bisnis ini? Lalu, bagaimana cara Mbak Devi mengatasi dan menghadapi permasalahan tersebut?
Pernah. Saya mengalami kegagalan/kerugian karena yang menjadi kendala adalah masalah percetakan. Biasanya ditemukan kendala di percetakan seperti tidak bisa untuk mencetak buku seperti kualitas import (misal, dengan halaman yang tebal). Pernah 2-3 kali cetak lalu ternyata salah dan mengalami kerugian, jadi saya harus sale buku reject. Karena 2-3 kali kegagalan itulah, saya juga jadi tahu letak kurangnya dan akhirnya memperbaiki dan sekarang bisa memiliki metode sendiri untuk finishing buku yang berbeda dengan penerbit-penerbit pada umumnya. Tetapi, akhirnya memiliki kualitas yang lebih baik.
Mbak Devi, sebagai pendiri sekaligus pemimpin dari Rabbit Hole ID, kira-kira bagaimana cara Anda membina dan membangun sebuah tim yang hebat di dalam perusahaan Anda?
Mengadakan evaluasi berkala dan memberi tahu mereka bahwa ketika mereka disini, walaupun mereka melakukan kerja yang monoton, tetapi sebenernya tujuannya mulia. Contohnya seperti finishing yang setiap hari kerjanya mengelem, mereka tahu bahwa mengelem ini untuk demi kemajuan anak-anak bangsa yang mendapatkan manfaat dari buku yang mereka lem, orangtua juga merasa bahagia setelah membacakan buku itu. Hal tersebut membuat mereka lebih bersemangat untuk melakukan pekerjaan di Rabbit Hole.
Wah, inspiratif sekali. Mbak kira-kira saran dan tips yang seperti apa dari Mbak Devi untuk teman-teman yang ingin mulai membangun bisnisnya sendiri?
Saran secara keseluruhan, pertama temukan passion-nya. Sebenernya maunya apa, apa yang diinginkan dalam hidup, apa yang disukai. Itu yang dijalankan, kalau memang sudah yakin. Kalau bisa ketika menemukan passion itu, tujuannya itu positif. Seperti misalnya saya suka membaca dan menulis, terus yaudah saya ingin buat buku yang kira-kira berguna untuk meningkatkan komunikasi antara orangtua dan anak dan ada sisi sosialnya juga.
Dan memang harus yakin, kenapa? Karena ketika memulai bisnis pasti akan banyak orang yang menggunjingkan atau merasa kaya mengecilkan “kenapa sih buat kaya gini kaya gini”. Jadi kalau misalkan sudah punya keyakinan yang tinggi akan diri sendiri maupun dengan apa yang ingin dijalankan. Hal -hal itu dapat lebih mudah untuk diabaikan dan bisa maju terus untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.
Terakhir, apa harapan dan rencana Mbak Devi kedepannya untuk Rabbit Hole ID?
Harapannya, bisa lebih banyak menghasilkan judul dan variasi buku yang memang sesuai dengan kebutuhan anak-anak di Indonesia. Kemudian, lebih banyak memberdayakan orang-orang untuk bekerja di Rabbit Hole. Lalu, lebih banyak misi sosial dan orang-orang yang merasakan dampak dari buku yang dibuat oleh Rabbit Hole.
Nah itulah hasil wawancara dengan sosok inspiratif dari pendiri Rabbit Hole ID. Buku-buku yang diproduksi oleh Devi Raissa terbuat dari bahan yang berkualitas premium, tetapi dengan harga yang terjangkau. Devi juga sudah menciptakan buku bacaan semenarik mungkin agar balita tertarik untuk membacanya. Buku-buku Rabbit Hole disertai dengan pop-up, flap, dan juga flap and feel, sehingga para balita pun tidak merasa bosan ketika sedang membacanya Sobat Studentpreneur.
Yuk follow facebook Studentpreneur dan ikutan kelas online-nya buat belajar bisnis lebih lanjut.
Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:
Peluang Big Data di Masa Depan
Dunia Investasi Startup di Tahun 2017
Cara Mencari Investor untuk Startup Baru