Berita Bisnis Best People Studentpreneur Indonesia
Empat Anak Muda Ubah Sampah Menjadi Barang Mewah
Dunia industri kreatif dalam negeri terus berinovasi, salah satunya adalah kursi berbahan kardus buatan mahasiswa Surabaya berikut ini.
Bagi banyak orang, kardus hanya dianggap sebagai barang bekas yang tak memiliki nilai guna. Bahkan, kardus merupakan salah satu sampah rumah tangga dan perkantoran yang biasa ditumpuk di salah satu sudut ruangan tanpa memberikan manfaat. Berdasar fakta itulah, keempat pemuda kreatif asal Surabaya yakni Angger D Wiranata, Indra Syamsu, Muhammad Arif Susanto, dan Octiana Dwi Anggara sampah kardus tersebut disulap menjadi berbagai macam barang furniture yang unik dan menarik. Sampah kardus yang tadinya tidak bermanfaat pun akhirnya memiliki nilai jual yang tinggi.
Apa yang melatarbelakangi kalian untuk berbisnis dengan mengembangkan produk berbahan kardus?
Ya, ide awal pembuatan furniture berbahan kardus ini dari sebuah project PKM (Program Kemitraan dan Mandiri) di kampus. Kami ingin menciptakan sesuatu yang bermanfaat dan ramah lingkungan. Setelah melakukan observasi, ternyata kami menemukan bahwa disekitar masih banyak sampah kardus yang tak terpakai dan hanya menumpuk di salah satu sudut ruangan. Oleh karena itu, kami ingin memanfaatkan sampah kardus ini menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.
Lalu, kenapa diberi nama Dus Duk Duk?
Dus Duk Duk sendiri diambil dari nama karDUS untuk duDUK. Sesuai dengan namanya, produk kami menggunakan bahan dasar dari kardus (100%), tanpa ada bahan tambahan yang lainnya. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan limbah kardus dan meningkatkan mutu si kardus dengan desain yang unik dan kreatif. Tentu saja Dus Duk Duk juga mengusung eco design dan juga green design. Walaupun berawal dari tugas kuliah yang dikerjakan dengan serius, kemudian berkembang menjadi sebuah bisnis.
Bentuknya cukup unik, darimana ide mendesain produk Dus Duk Duk?
Ide untuk membuat bentuk produk Dus Duk Duk berasal dari hal-hal yang ada disekitar kita. Tak jarang, kami juga membandingkan hasil karya Dus Duk Duk dengan produk lainnya sehingga mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Namun, kami juga memberi keleluasaan kepada para customer untuk memberikan desain yang nantinya akan dibentuk oleh tim Dus Duk Duk sesuai dengan pesanan. Customer bisa request atau custom nih mau dibikin apa furniture kardus mereka. Jadi, setiap desain pasti berbeda untuk setiap pembeli, dan produk setiap pembeli berasa limited. Hal ini dikarenakan memang dibuat secara manual dan handmade. Pasalnya, seseorang pasti akan bangga jika memiliki barang unik dan limited edition yang tidak dimiliki oleh orang lain. Selain itu, keunikan produk Dus Duk Duk juga ramah lingkungan, karena terbuat dari kardus.
Oke, bagaimana dengan kekuatannya, kan produk Dus Duk Duk berbahan kardus?
Kami menyulap kardus bekas jadi kursi dan meja yang nggak hanya memuaskan secara visual, tapi juga kuat dan fungsional. Tenang saja, produk Dus Duk Duk sudah punya lapisan khusus untuk melindungi kardus ajaib ini. Jadi, kalo kena cipratan air masih tetap kuat. Lapisan ini gunanya untuk meminimalisir air tembus ke kardusnya. Dengan cairan khusus tersebut, membuat lapisan kardus jadi kaku dan tahan air. Hasilnya, kursi buatan Dus Duk Duk bahkan bisa diduduki berdua, atau bahkan diinjak dengan dua kaki sekaligus. Dengan pemakaian yang wajar-wajar aja, dan selama tidak dekat dengan api, maka produk Dus Duk Duk bisa bertahan sampai 2 tahun.
Sejauh ini, produk Dus Duk Duk apa yang paling laris dan siapa saja yang sudah order?
Oh iya, produk Dus Duk Duk tidak hanya furniture seperti meja dan kursi saja. Kami juga membuat produk-produk lainnya untuk keperluan dekorasi, element interior, jam dinding, pigura, hingga siluet wajah. Jadi, customer benar-benar bisa mendapatkan produk Dus Duk Duk sesuai dengan keinginan mereka. Sejauh ini yang sudah order produk-produk Dus Duk Duk bermacam-macam. Mulai dari butik, cafe, rumah tangga, dan lain-lain. Bahkan kami juga pernah mengerjakan pesanan dari beberapa artis untuk keperluan display sejumlah produk di butiknya. Bahkan, orang nomor satu Jawa Timur, Pak Dhe Karwo (Gubernur Jawa Timur) juga pernah pesan untuk kursi dan satu set kursi anak-anak. Tak hanya itu saja, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di periode Kabinet Bersatu Jilid II, Mari Elka Pangestu juga sudah pernah mencoba kekuatan kursi Dus Duk Duk dan tertarik untuk order beberapa buah. Terakhir, kami juga sudah pernah mendapat order hingga 2000 unit packaging, rak, meja belajar, bahkan furnitur untuk dekorasi butik dan hotel. Kami juga tak menutup kemungkinan bagi siapa saja yang ingin order dengan ketentuan khusus seperti tambahan karikatur, corak, warna, atau sentuhan ornamen seperti batik.
Kedepan, apa yang ingin hendak dicapai oleh Dus Duk Duk?
Seperti yang didengung-dengungkan oleh banyak orang, saat ini produk-produk yang diciptakan pun harus memiliki nilai yang ramah lingkungan. Nah, produk Dus Duk Duk pun sudah mengandung nilai tersebut. Sehingga kedepan nantinya, kami berharap bahwa produk-produk Dus Duk Duk dapat diterima oleh masyarakat. Bahkan, kami berharap bahwa produk Dus Duk Duk menjadi pilihan favorit masyarakat dan juga kebanggaan Indonesia hingga ke mancanegara.
Terakhir, apa saran dari kalian untuk teman-teman yang akan terjun di dunia kreatif?
Dalam melakukan suatu hal, maka seseorang harus fokus dan mencurahkan segala kemampuannya untuk menghasilkan suatu produk yang berkualitas. Jangan sampai melakukan segala sesuatunya dengan setengah hati sehingga tidak menghasilkan produk yang maksimal. Oleh karena itu, sejak awal berkarya pun harus mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki dan sisanya berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk diberikan kemudahan dalam segala prosesnya.
Terinspirasi oleh artikel ini? Bagikan untuk teman-teman Anda di social media ya! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur.
Rekomendasi Editor Hari Ini:
Studentpreneur Founder Story: Dari Cinta Jadi Bisnis Besar
Dinasti Keluarga Pemilik Fiat, Ferrari, dan Klub Bola Juventus
Dikeluarkan Dari Sekolah Kedokteran, Pria Ini Jadi Desainer Fashion Terbaik Dunia