Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Tips

Ini Lima Alasan Kegagalan Utama dalam Berstrategi di Sosial Media


Sosial media menjanjikan sarana membangun merek yang mudah pada era seperti sekarang. Tidak heran kalau saat ini hampir semua perusahaan, baik perusahaan kecil atau besar sekalipun, menjalankan strategi ini. Terlebih saat ini terdapat beberapa jenis jejaring sosial yang bisa dipakai untuk sarana marketing secara online.

Prinsip untuk meraih kesuksesan dalam marketing online pun sebenarnya tidak terlalu rumit. Namun bukan berarti kalau Anda mempunyai halaman di jejaring sosial yang mempunyai banyak follower, like ataupun fans bisa menjamin kesuksesan dalam strategi marketing yang dilakukan. Sayangnya strategi marketing tidak bekerja sesederhana itu.

Kerap para perusahaan yang menjalankan strategi marketing secara online tidak dapat melakukannya dengan sukses. Padahal mereka secara berkala membagikan informasi penting di jejaring sosial. Lalu apa yang membuat mereka gagal?

Twitter-Lucu

Tidak Konsisten

Dalam membagikan sebuah informasi ke jejaring sosial, Anda harus melakukannya secara konsisten. Tak hanya konsisten dari jumlah posting, namun juga konsisten secara waktu. Misalnya, Anda membiasakan diri untuk mengirimkan tweet ke Twitter pada pagi hari sekitar pukul 5 pagi hingga pukul 10.

Nah, hal ini harus Anda lakukan secara konsisten, baik dari jumlah tweet ataupun secara waktu. Untuk membantu Anda dalam membagikan tweet yang terjadwal, Anda bisa memanfaatkan berbagai jenis tool yang tersedia. Anda pun bisa menemukannya dengan mudah dengan memanfaatkan pencarian di Google.

 

Setiap jejaring sosial butuh treatment berbeda

Saat ini jejaring sosial yang ada di internet sangat banyak. Dan masing-masing jejaring sosial pun mempunyai tipe pengguna yang juga berbeda-beda. Jadi, Anda pun tidak bisa menyamaratakan perlakuan di masing-masing jejaring sosial.

Untuk itu, dalam membuat strategi marketing, Anda harus mendefinisikan terlebih dahulu target audience. Dengan mengetahui target audience, Anda pun selanjutnya bisa mendesain pesan yang ingin disampaikan. Setelah itu, baru Anda pun bisa menentukan jejaring sosial mana yang akan digunakan untuk mengeksekusi ide tersebut.

 

Konten copy paste

Konten yang tidak orisinal. Konten copy paste menunjukkan kalau pribadi Anda adalah orang yang tidak kreatif yang bahkan tidak bisa membuat sebuah konten unik. Terlebih dengan konten yang tidak jauh berbeda dengan orang lain, lalu apa yang membuat para follower atau fans berkeinginan untuk membagikan informasi tersebut kepada orang lain?

 

Banyak mendengar

Jejaring sosial bukan hanya tempat untuk membagikan informasi kepada para follower ataupun fans. Di sini, Anda juga perlu meluangkan waktu untuk bisa berinteraksi kepada mereka. Jadi, komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi dua arah, tidak hanya didominasi oleh Anda.

Dengan melakukan hal ini, Anda pun akan memperoleh masukan yang berharga dari para audience. Anda pun akan tahu kenapa mereka mau menjadi follower atau fans Anda. Dan dengan melakukan hal ini, Anda pun jadi lebih mengerti tentang apa yang tidak mereka sukai dan apa yang mereka sukai.

 

Tidak adanya monitoring

Anda tak hanya harus terus membagikan informasi tentang berbagai hal di jejaring sosial. Anda pun juga dituntut harus mengukur sejauh mana progres yang Anda lakukan. Misalnya, bagaimana progres hasil kampanye di Facebook? Apakah konten Anda banyak di-like atau dibagikan? Apakah mereka memberikan komentar? Dan untuk melakukan hal ini, Anda pun bisa memanfaatkan tool-tool yang kini bisa dengan mudah dijumpai.

Jangan lupa ikuti facebook dan Twitter kami ya! [Photo Credit: Garrett]

 

Baca Juga:

Pendiri Facebook Doyan Pesta

Pemuda Ini Kumpulkan Milliaran Rupiah dari KickStarter

Kebiasaan Orang Kreatif

Imam Baihaki

Seorang penulis yang ingin berkeliling Indonesia dan dunia.

Facebook