Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Tips

Inilah Kenapa Bisnis Anda Lebih Baik Tidak Mencari Investor


Saat Ini Seakan-akan Semua Bisnis Butuh Investor. Yakin?

Tentu, Anda perlu uang. Namun apakah ini berarti Anda perlu menggandeng investor untuk mengembangkan dalam bisnis Anda? Jika alasan-alasan berikut masuk akal bagi Anda, maka tandanya lebih baik Anda jangan (dulu) mencari investor.

 

Hampir sebuah keajaiban untuk mendapatkan investasi di bisnis pertama Anda.

Investor, misalnya venture capital, cenderung menggunakan sejarah Anda berbisnis sebagai catatan riwayat hidup untuk mempertimbangkan apakah Anda layak mencapat investasi atau tidak. Biasanya ketika Anda dianggap masih hijau, Anda tidak akan mendapatkannya. Mereka tidak mau mempertaruhkan uang mereka ke dalam pengalaman pertama Anda. Solusinya: jika Anda tidak memiliki pengalaman berbisnis, ajak seseorang yang memilikinya ke dalam tim Anda. Jika Anda dan tak seorang pun di tim Anda yang memilikinya, hasilnya pasti sulit.

 

Anda menjual kepemilikan.

Orang-orang menganggap investor sebagai lembaga amal. Salah kaprah. Investor menulis cek untuk memiliki sebagian bisnis Anda. Begitu Anda menerima investasi mereka, maka Anda tidak sendiri lagi di perusahaan Anda. Investor mungkin akan mengambil alih perusahaan Anda.

investor

Investor adalah bos Anda.

Ketika memiliki investor, Anda tidak lagi sendiri menjalankan bisnis Anda. Anda jadi bagian dari sebuah tim. Anda tidak dapat memutuskan segala sesuatu sendiri. Pivot seenaknya kesana-kemari. Anda perlu berpolitik. Hubungan dengan investor jadi penting. Jika Anda mengacaukannya, Anda akan menyakitkan mereka.

 

Penilaian yang realistis sangat penting untuk mereka.

Sederhananya, valuasi berarti harga. Jika Anda ingin memberikan hanya 10 persen dari perusahaan Anda apabila investor membayar 100 juta, Artinya Anda mengatakan bahwa perusahaan Anda bernilai 1 milyar. Matematika sederhana, tapi wow, negosiasi yang alot ada di depan Anda.

 

Jika bisnis Anda tidak terukur, lupakan saja.

Bisnis yang terukur pasti memiliki peluang pertumbuhan yang realistis. Baik dengan berbagai skala, seperti angka penjualan, hingga metrik web. Karena, jika jumlah karyawan Anda dua kali lipat dari proyeksi profit Anda, mereka tidak akan tertarik.

 

Jika paten tidak dapat dipertahankan, sulit jadi yang terbaik.

Rahasia dagang, paten, dan anggaran untuk pertahanan hak kekayaan intelektual adalah aset yang dipertimbangkan ketika investor memutuskan untuk memberi investasi. Meskipun nyatanya ada pula beberapa pengecualian. Misalnya Starbucks. Meskipun terlalu mudah ditiru, namun tetap saja mereka bisa sukses.

 

Model investor berbeda-beda.

Beberapa akan memposisikan diri sebagai mitra kolaboratif atau bahkan menjadi mentor Anda, dan beberapa akan mengomel seperti kritikus sensitif. Beberapa membantu, beberapa tidak. Jadi, Anda pun perlu hati-hati memilih mana investor yang harus Anda dekati.

 

Dibiayai bukan berarti menang.

Selain tanggungjawab Anda semakin besar, Anda harus mampu memenuhi janji-janji dan ekspektasi awal yang Anda tanamkan ketika berpromosi di depan investor. Anda belum memenangkan perlombaan ketika Anda mendapatkan tanda tangan di atas cek.

Nah Sobat Studentpreneur, bukan berarti mencari investor sama dengan langkah yang salah. Justru jauh dari itu. Anda akan tahu kapan Anda membutuhkan bantuan mereka ketika bisnis Anda siap berkembang. Hal ini cuma soal timing, dan kematangan Anda sebagai pebisnis. Jadi, apakah bisnis Anda siap untuk mencari investor? Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Steve]

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

Anak Muda Indonesia Ini Menolak Tawaran Perusahaan Design Raksasa Amerika Demi Mengejar Mimpi di Indonesia

ALS Ice Bucket Challenge Pertama di Indonesia. Kalian Berani?

Kerennya CEO Muda Burger King Merevolusi Perusahaannya

Taufik Aditama

Wartawan senior Studentpreneur yang ingin berkeliling dunia dan membuat Indonesia lebih baik

Facebook Twitter Google+