Tips
Jadi, Inilah Perbedaan Antara HRD dengan Personalia
Bagi yang Masih Bingung, Inilah Perbedaan Antara HRD dengan Personalia.
HRD dan Personalia. Menurut Anda, apakah keduanya sama? Jika ya, maka tulisan ini mungkin bisa sedikit meluruskan opini Anda. Persamaan keduanya hanya terletak pada fakta bahwa keduanya adalah bagian dari siklus perkembangan Human Relations dari waktu ke waktu. Yaitu:
Personalia
Paham ini adalah basis awal dari Human Relations. Pada waktu itu, muncul kebutuhan tentang adanya sebuah bagian khusus yang melayani kebutuhan tenaga kerja yang membludak, seperti soal gaji, presensi, cuti dan semua administratif lain. Mereka adalah pelayan tenaga kerja. Maka, pekerjaan Personalia hingga sekarang adalah segala sesuatu yang bersifat administratif dan clerical.
HRD
Paham ini kemudian berevolusi ketika perusahaan melihat bahwa tenaga kerja itu lebih dari sekedar beban. Mereka adalah aset perusahaan. Mereka harus dipelihara dan dirawat agar tahan lama. Jika personalia percaya bahwa gaji adalah faktor utama yang memotivasi karyawan, maka bagi HRD beda lagi. HRD menganggap bahwa banyak variabel yang berpengaruh terhadap kinerja, misalnya aktualisasi diri, penghargaan, love and belonging, dan lain sebagainya. Maka, di samping mengurusi soal administratif, pekerjaan HRD lebih berpusat pada pengembangan diri karyawan, seperti training karyawan baru, strategi compensation & benefit, jamsostek, perumusan gaji, payroll, dan penilaian kinerja. Pekerjaan administratif hanya bersifat support saja.
Human Capital
Paham tentang tenaga kerja terus berkembang. Kali ini perusahaan melihat tenaga kerja lebih dari sekedar aset. Mereka adalah potensi yang mampu mengantarkan perusahaan meraih keuntungan yang lebih besar atau lompatan perkembangan yang lebih tinggi. Maka, manajemen fokus pada perkembangan potensi tenaga kerja. Pekerjaan clerical sudah di-outsourcing atau dikomputerisasi berbasis online. Sedangkan Human Capital membuka kesempatan seluas-luasnya bagi tenaga kerja untuk mengembangkan inisiatif dan kreatifitas mereka, misalnya dengan ‘usulan perbaikan’ sebagai salah satu cara untuk merevisi tugas-tugas harian yang telah dirumuskan oleh top management.
Nah pertanyaannya adalah: kenapa kok di perusahaan yang berbeda-beda, pekerjaan antara Manajer Personalia, atau HRD Manager, atau Human Capital Manager masih rancu satu sama lain? Personalia bisa sampai mengurusi development, gap analysis, penilaian kinerja, bahkan sebagai strategic partner. Maka, yang bisa Anda lakukan untuk membedakannya adalah dengan menanyakan ruang lingkup tanggungjawab mereka di samping melihat pada jabatan mereka. Jika mereka mengurusi ranah administratif, maka mereka seharusnya masuk di kategori personalia.
Begitu pula dengan bisnis Anda. Ketika kebutuhan HR Anda masih bersifat administratif, maka Anda cukup butuh Personalia. Jadi Sobat Studentpreneur, bagaimana dengan bisnis Anda? Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau mengikuti kelas-kelas online gratis di Studentpreneur. [Photo Credit: Daniel]
Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:
Cara Mencari Investor Untuk Startup Baru
How to Sell Anything in 3 Simple Steps
Membangun Bisnis yang Bisa Berjalan Sendiri