Best People
Mahasiswa Kirim 8 Ton Garam Tiap Bulan
Intinya lakukan sesuatu yang Anda yakini semaksimal mungkin. Ingat, when there is a will, there is a way.
Nur Rokhim – Mahasiswa Pemilik CV Dua Koin
Nur Rokhim namanya, mahasiswa semester 5 ini menarik perhatian banyak orang ketika menghadiri acara Studentpreneur Hangout Semarang beberapa bulan yang lalu. Ketika dia mendapatkan kesempatan untuk pitching bisnisnya, semua mata langsung terbelalak. Meskipun masih muda, Nur Rokhim telah mendapat kepercayaan oleh pembeli di Kalimantan untuk memasok 8 ton garam tiap bulannya. Angka 8 ton bukanlah angka yang kecil, apalagi diucapkan oleh seorang mahasiswa yang masih kuliah. Sebenarnya, bagaimana Nur Rokhim berhasil mencapai titik seperti ini? Berikut cuplikan obrolan santai tim Studentpreneur dengan Nur Rokhim.
Mencari pembeli 8 ton garam tentu sulit. Apalagi Anda masih mahasiswa. How’s the story?
Pertama, untuk mendapat kepercayaan dari pembeli Saya langsung berangkat ke Kalimantan dan mencari tahu garam yang dibutuhkan di sana seperti apa. Saya mempunyai prinsip “Jadilah pengusaha apa adanya, jangan ada apanya”. Maksudnya, kalau kita menjual barang ke pembeli, sampaikan kondisi barang apa adanya. Kalau bagus bilang bagus, kalau jelek bilang jelek. Itu cara Saya membangun kepercayaan dari pembeli.
Mencari barang 8 ton juga pasti tidak mudah. Petani mau melepas barang sebanyak itu ke Anda yang masih anak muda?
Saya justru tidak pernah kesulitan mencari pasokan garam. Untuk meyakinkan para petani, Saya selalu membeli garam mereka dengan harga yang lebih tinggi dari pembeli lainnya. Siapa sih yang tidak mau melepas 8 ton garam dengan harga yang berbeda dengan competitor lainnya? Jadi selama ini mereka selalu mau, dan Saya berusaha meningkatkan pesanan untuk mensejahterakan mereka juga.
Memberikan harga tinggi ke petani apa tidak resiko membuat kompetitor marah?
Malahan mereka senang ada yang membeli garam dengan harga yang agak tinggi, karena sebenarnya pasar mereka juga berbeda. Kalau Saya kan kirim ke Kalimantan, kalau mereka cuma untuk pasar lokal. Oh iya satu lagi, karena pasokan garam di Juwana sangat berlimpah, kalau tidak segera dipasarkan di luar, justru akan merusak harga di pasar lokal. Jadi kehadiran Saya justru disambut baik oleh pesaing lainnya.
Pernah tidak mengalami masalah berat ketika berbisnis garam ini?
Dulu pernah pengiriman ke Kalimantan, garam Saya belum bisa berangkat karena gelombang laut besar. Hampir satu minggu kapal tertahan di pelabuhan, membuat pelanggan marah. Kalau kondisi alam sudah berkata tidak, mau apa lagi.
Waktu itu, apa yang Anda lakukan?
Alam tidak bisa dilawan. Saya hanya bisa berdoa pada Tuhan agar gelombangnya stabil lagi. Hehehe..
Dengar-dengar sekarang kamu juga ekspansi ke singkong?
Saya iseng-iseng saja mencoba usaha home industry singkong di Magelang. Harga bahan baku di Magelang sangat murah, bisa menghemat ongkos produksinya. Setelah jalan beberapa bulan, dosen saya di Polines Semarang mengenalkan Saya pada Pak Fauzun Mustofa, pemilik Krezzofood. Singkat kata, Krezzofood membutuhkan keripik singkong berjumlah besar untuk dikirim ke Malaysia. Saya siap membantu dan bergabung dengan beliau. CV Dua Koin milik Saya insyallah akan bergabung dengan CV Krezzofood.
That’s really cool! Oke last question. Bagaimana cara Anda mengimbangkan bisnis dengan kuliah?
Menurut Saya, kuliah harus gencar, bisnis juga harus gencar. Tipsnya sederhana saja, bagilah waktu kuliah dan bisnis secara proporsional saja. Kalau kuliah ya harus kuliah secara optimal, kalau waktunya bisnis ya harus bisnis secara optimal. Intinya lakukan sesuatu yang Anda yakini semaksimal mungkin. Ingat, when there is a will, there is a way.