Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Tips

Manajemen Sumber Daya Manusia


 Manajer sumber daya manusia bukan sekedar tukang seleksi karyawan baru.

Jika mendengar istilah manajemen sumber daya manusia (human resources), maka yang terlintas di pikiran banyak orang biasanya mengenai orang yang bertugas untuk menyeleksi karyawan-karyawan baru. Padahal, manajemen sumber daya manusia tidak sesederhana itu. Manajemen sumber daya manusia memiliki peran yang cukup penting dalam meningkatkan dan mengembangkan kemampuan serta kinerja seseorang di sebuah perusahaan.

Mengutip situs web Kajian Pustaka, manajemen sumber daya manusia adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pemimpin, dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi, dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang ditetapkan (Panggabean, 2007:15). Secara lebih jelas, berikut hal-hal yang biasanya seorang manajer sumber daya lakukan:

  1. Merencanakan dan mengalokasikan sumber daya

Seorang manajer harus bisa membagi anggaran dana untuk gaji kepada seluruh karyawan yang ada, begitu pun beban kerja. Manajer juga harus memutuskan siapa yang mendapatkan pelatihan dan siapa yang menyelesaikan proyek dengan sangat baik.

Lebih dari itu, manajer sumber daya juga memutuskan siapa yang akan mendapat komputer baru di kantornya, dan siapa yang terjebak dengan komputer lama sampai siklus penganggaran baru bergulir.

  1. Menetapkan arah, visi, dan tujuan

Seorang manajer juga merangkap sebagai pemimpin dalam sebuah tim. Mereka tidak hanya membagi beban kerja, namun juga mengarahkan bagaimana seorang karyawan tersebut menyelesaikan pekerjaannya. Begitu juga dengan visi dan tujuan.

Visi adalah kunci utama dalam sebuah manajemen sumber daya. Jika seorang karyawan tidak bisa melihat gambaran besar sebuah proyek yang dikerjakannya, maka kemungkinan besar kinerjanya tidak akan mencapai tingkat tertinggi. Disinilah peran manajer sumber daya dibutuhkan, Ia perlu membagikan visi sebuah proyek dengan benar kepada tim yang dipimpinnya.

  1. Membuat lingkungan kerja yang memotivasi para karyawan

Bagaimana cara seorang manajer sumber daya memimpin akan tercermin dalam lingkungan kerja seperti apa yang tercipta. Seorang manajer sumber daya yang baik akan memastikan bahwa tidak ada gosip, pengganggu, atau pemalas yang bekerja dalam timnya. Sebaliknya, seorang manajer yang buruk akan membiarkan ketiga hal tersebut tumbuh dalam timnya dan menciptakan lingkungan yang tidak menyenangkan.

Lingkungan kerja yang baik akan memotivasi para karyawan untuk bekerja dengan performa yang paling baik.

  1. Membuat parameter keberhasilan para karyawan

Manajer sumber daya juga harus memberikan umpan balik bagi para karyawannya dengan membuat parameter keberhasilan. Tanpa hal itu, mereka tidak akan mengetahui dimana letak kelemahan dan kekurangan mereka, apakah pekerjaan yang mereka lakukan sudah cukup baik, atau adakah sesuatu yang harus ditingkatkan dari kinerja mereka. Parameter keberhasilan yang baik terlihar dari indikator-indikator yang jelas dan terukur.

  1. Memberikan peluang untuk pengembangan formal maupun informal

Manajer sumber daya tidak hanya bekerja untuk memastikan bahwa tim yang dipimpinnya mengerjakan seluruh pekerjaannya dengan tepat waktu, tetapi juga harus membantu para karyawannya untuk berkembang secara formal maupun informal. Pemberian pelatihan berupa formal mentoring relationship atau dengan memberikan feedback secara teratur misalnya.

Memberikan peluang untuk pengembangan formal maupun informal juga bisa dengan meminimalisir hal-hal yang akan menghambat kemajuan karyawan. Ketika seorang karyawan memiliki kemauan untuk belajar dari luar dan membutuhkan persetujuan atasan, manajer membantu memfasilitasi persetujuan tersebut. Jika seorang karyawan membutuhkan kursus pelatihan, instruksi khusus, atau bantuan untuk sebuah proyek, manajer membantu memfasilitasi hal itu.

  1. Menetapkan standar etika kerja

Dalam sebuah perusahaan, etika kerja harus memiliki standar. Kamu tidak bisa bertindak semau dan sesuka hatimu. Pembuatan standar etika kerja adalah salah satu tugas dari seorang manajer sumber daya. Manajer yang baik akan menunjukkan bagaimana seseorang seharusnya berperilaku saat bekerja: etis, adil dalam memperlakukan siapapun, namun juga bebas. Manajer yang kesukaannya hanya ikut campur dalam urusan orang lain cenderung akan merusak sumber daya bisnis yang paling penting: karyawan-karyawan perusahaan.

Manajer sumber daya manusia bertugas untuk membuat mereka tetap nyaman.

Walaupun pekerjaan yang dilakukan termasuk cukup banyak, setiap perusahaan hanya memiliki satu tim untuk mengelola itu semua. Padahal, departemen sumber daya manusia memiliki dampak langsung pada kesuksesan sebuah perusahaan. Nah, berikut langkah-langkah yang harus dilakukan oleh manajer sumber daya manusia dalam mengelola departemen sumber daya manusia:

 

Menciptakan tim sumber daya manusia yang solid

Tugas tim sumber daya manusia (SDM) yang paling terkenal adalah memastikan setiap orang memiliki tupoksi yang sesuai dengan kemampuan masing-masing karyawan. Namun sebelum tim SDM mengerjakan tugas tersebut dengan baik, mereka sendiri harus memiliki tim yang solid terlebih dahulu.

Berapa banyak kamu bisa mempekerjakan orang dalam tim SDM-mu tergantung pada berapa besar anggaran dana perusahaanmu, seberapa besar perusahaan tempatmu bekerja, dan ekspektasi apa yang diharapkan oleh departemenmu sendiri. Kamu sebaiknya merekrut orang-orang yang memang ahli di bidangnya masing-masing, seperti benefits administrator, trainer, dan recruiter. Atau jika kamu hanya memiliki beberapa karyawan, rekrutlah seorang generalist yang bisa mengelola berbagai fungsi.

Setelah itu, komunikasikan dengan tim yang kamu miliki tentang apa saja ekspektasi yang kamu miliki. Pastikan setiap orang yang berada di tim SDM-mu mengerti tanggung jawab mereka masing-masing.

 

Komunikasikan tanggung jawab individu pada setiap departemen yang ada di perusahaan

Untuk membuat departemen SDM-mu berjalan leih efisien, kamu harus memastikan bahwa setiap karyawan dalam perusahaan tempat kamu bekerja mengetahui kemana mereka harus pergi ketika ada pertanyaan seputar gaji, bonus bulanan, dan sebagainya. Sama seperti para pemimpinnya, setiap karyawan yang ada harus merasa nyaman untuk datang ke departemen SDM untuk mendapatkan bantuan. Oleh sebab itu, pastikan bahwa pintu ruangan SDM selalu terbuka bagi semua orang.

 

Menjaga rahasia

Photo credit: upload.wikimedia.org

Karena departemen SDM memiliki hak untuk mengakses informasi pribadi semua karyawan yang bekerja dalam sebuah perusahaan, baik itu hanya berupa data pribadi sampai isu-isu sensitif (seperti keluhan terjadinya pelecehan seksual atau percekcokan antar karyawan), maka bertindak bijaksana adalah sikap yang dibutuhkan bagi setiap anggota tim.

 

Melatih sesama anggota tim SDM

Tanpa bermaksud menumbuhkan kompetisi antara sesama anggota tim, kamu sebaiknya membiarkan semua anggota tim SDM-mu saling mengajarkan hal-hal dasar dalam tugas mereka. Ini akan berguna ketika salah seorang sedang cuti berlibur, sakit, atau kondisi-kondisi yang menyebabkan anggota tim tersebut tidak bisa masuk kantor. Jika anggota tim SDM-mu ahli dalam beberapa bidang sekaligus (walaupun tidak mendalam), maka tidak ada pihak yang harus menunggu ketika mereka butuh bantuan saat salah satu anggota tim SDM-mu ada yang tidak hadir.

Selain lebar ke samping, kamu juga sebaiknya mendalamkan keahlian mereka. Dalam rentang waktu tertentu, instruksikan semua anggota tim SDM-mu untuk mengikuti seminar, kelas, atau pertemuan-pertemuan yang akan mengembangkan pengetahuan mereka di bidang SDM. Sarankan untuk mengikuti workshop yang mengajarkan hal-hal yang menjadi kelemahan mereka. Sebagai contoh, jika dalam anggota tim SDM-mu belum ada yang bisa menyoroti bakat seseorang, carilah workshop yang berkaitan dengan hal tersebut.

Kamu – dan seluruh anggota tim SDM-mu – juga harus tetap berada pada jalur perkembangan SDM yang up-to-date. Untuk menjaganya, kamu bisa bergabung dengan organisasi profesional seperti Society for Human Resources Management (SHRM). Dengan menjadi anggota mereka, kamu bisa mendapatkan newsletter dan network dengan manajer-manajer SDM lainnya.

 

Menjadi role model

Sama seperti tugas manajer sumber daya yang menetapkan etika kerja seseorang dalam sebuah perusahaan, kamu juga harus menjadi role model yang benar bagi seluruh anggota tim-mu. Sikap profesional itu menular. Jika kamu sebagai manajer SDM bisa bertindak dan bersikap profesional, maka hal yang sama akan dilakukan oleh seluruh anggota tim SDM-mu. Ketika departemen SDM-mu sudah bertindak secara profesional, maka sikap tersebut akan meluas ke seluruh perusahaan.

Salah satu contoh sikap profesional yang bisa dilakukan oleh departemen SDM adalah melaksanakan seluruh kebijakan dan prosedur dengan baik, seperti: menyelesaikan review tepat waktu, menjaga anggaran dana pada jalurnya, dan melaporkan kepada manajemen seperti yang seharusnya.

Namun, sama seperti menasehati orang lain melalui perkataan, menulis pun demikian: sama-sama mudah karena hanya berdasar teori. Dalam pelaksanaannya, manajer SDM seringkali menemukan kesulitan untuk mengelola hal tersebut. Harvard Business Review merangkumnya menjadi empat alasan yang mendasari kesulitan tersebut:

  1. Mencapai titik dimana seluruh karyawan dapat bekerjasama, saling bersinergi, dan memiliki komitmen dalam setiap pekerjaannya terdengar utopis. Hal tersebut seringkali justru membuat para manajer SDM tidak realistis dalam harapan mereka.

Secara alami, sebuah perusahaan biasanya memiliki target keuntungan dan pertumbuhan yang bersifat jangka panjang dan umum. Namun, karyawan biasanya fokus pada waktu yang relatif singkat, mereka hanya berpikir pada bagaimana memenuhi kebutuhan mereka dalam upah, gaji, kondisi kerja, perlakuan yang adil, dan promosi. Menggambar hubungan antara rangkaian tujuan ini tidaklah mudah.

Selain itu, hubungan yang efektif antara individu dan perusahaan bergantung pada kepercayaan karyawan bahwa tujuannya terhubung dengan perusahaan. Namun, mengembangkan kepercayaan sering kali membutuhkan pengalaman bertahun-tahun yang buruk dan keyakinan banyak karyawan bahwa perusahaan mengeksploitasi orang. Dari setiap 100 karyawan, 5 atau 10 akan kecewa oleh beberapa pengalaman terkait pekerjaan, yang mungkin berada di luar kendali perusahaan. Keterasingan mereka selanjutnya dapat menumbangkan usaha para manajer dan petugas personalia untuk membangun semangat kerja.

  1. Konsep tentang pengelolaan sejumlah besar orang seringkali membuat pesan yang kontradiktif kepada para manajer.
  2. Masalah kritis dalam pengelolaan personel perusahaan, seperti pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dalam pengambilan keputusan perusahaan, peran staf personalia, dan kurangnya pengetahuan manajemen SDM yang memadai juga merupakah hal-hal yang belum terselesaikan.
  3. Beberapa asumsi manajemen lain yang berpikir bahwa tim SDM terlalu menuntut, tidak peduli seberapa baik niat mereka.

 

Yuk follow facebook Studentpreneur dan ikutan kelas online-nya buat belajar bisnis lebih lanjut.

 

Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:

Indonesian Independence in a Digital Economy

Dunia Investasi Startup di Tahun 2017

Kematian Desain Grafis

 

Yovita Omega

Pernah berkarya di Pikiran Rakyat, kini Yovita aktif di digital agency di Jakarta.

Facebook