Medium Story
Perusahaan Tak Berwujud
Bukan berarti mistis. Tak berwujud disini artinya tidak memiliki alamat fisik, karyawan, ataupun manajer. Biasanya disebut dengan istilah decentralized and autonomous organization (DAO).
Catatan Editor: Serial Expert ini ditulis oleh Enrique Dans, Professor Inovasi di IE Business School dan Blogger di enriquedans.com. Artikel ini terbit dengan izin personal dari Enrique Dans. Kamu bisa baca versi aslinya di sini.
Apa yang kamu ketahui tentang sebuah perusahaan? Pada dasarnya, perusahaan adalah sekelompok pemegang saham yang berkumpul dan mengalokasikan sumber daya mereka untuk mencapai tujuan spesifik yang telah ditetapkan, biasanya di bidang komersial atau industri. Tujuan tersebut hanya bisa dapat dicapai ketika orang-orang yang bekerja dalam perusahaan memiliki kemampuan dan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) yang sesuai.
Perusahaan memiliki struktur organisasi yang detail dan cukup rumit. Namun bagaimana jika sebuah perusahaan memangkas (hampir) habis semua struktur tersebut? Bagaimana jika pemegang saham diizinkan masuk dan membuat sistem pengambilan keputusan desentralisasi yang transparan, tanpa memerlukan jenis manajer atau sistem kontrol di luar mekanisme ini? Apa yang akan kamu temukan?
Sebuah artikel menarik dalam Venture Beat pernah membahas tentang decentralized and autonomous organization, atau yang lebih dikenal sebagai DAO. Beberapa orang mengatakan, DAO akan menjadi bentuk kebanyakan perusahaan di masa depan, dimana perusahaan tersebut tidak memiliki alamat fisik, karyawan, ataupun manajer. DAO hanya terdiri dari serangkaian kontrak dan profesional eksternal yang segala aktivitasnya dikendalikan dan didaftarkan melalui blockchain.
Konsep ini merupakan model distributed governance dimana keputusan dibuat tepat ketika pemegang saham mendukung atau menarik dukungan mereka atas kontrak yang diajukan atau sedang berjalan. Mereka yang tidak memenuhi tingkat kinerja yang diharapkan akan tereliminasi dari organisasi dengan cepat dan efisien. Organisasi adalah pihak yang memiliki kuasa untuk memutuskan profesional mana yang melakukan apa, menetapkan peraturan untuk kontrak tersebut, membayarnya saat mereka dikirim, dan menggantikan profesional tersebut jika mereka melakukan kesalahan fatal.
Lalu, bagaimana dengan insentif kontrak tersebut? Sistemnya sederhana, jika mereka tidak dikirim tepat waktu atau tidak memenuhi kualitas yang diharapkan, mereka akan berhenti bekerja dengan organisasi karena pemegang saham akan menarik dukungan mereka untuk kontrak tersebut. Bisa dibilang, perusahaan hanya menjadi rangkaian kontrak yang dikelola secara terdesentralisasi dan transparan. Namun, kesulitan terletak dalam menentukan payung hukum yang seharusnya menaungi sistem ini karena para pemegang saham, proyek, dan profesional dapat berada di belahan dunia manapun.
Perusahaan pertama yang menganut sistem DAO adalah perusahaan bernama The DAO. Perusahaan eksperimental ini mulai berjalan dan secara tidak disangka-sangka, The DAO berhasil menjadi proyek crowdfunding terbesar dalam sejarah dengan mengumpulkan dana setara dengan $120 juta yang didedikasikan untuk modal usaha. Sayangnya, bencana pun datang, membuktikan pepatah yang mengatakan ‘segala sesuatu tidak pernah berjalan mulus saat percobaan pertama’ benar adanya. The DAO diretas dan harus kehilangan lebih dari sepertiga dananya (walaupun akhirnya, setelah diskusi panjang dan para komunitas Ethereum turun tangan, kontrak tersebut berhasil diselamatkan dan transaksi tersebut dibatalkan).
Konsep DAO sebenarnya berdasar pada aforisme internet: kurangi biaya transaksi seminimal mungkin. Pada saat ada sistem ada yang dapat dengan tepat mencatat semua transaksi, kebutuhan akan struktur manajemen sudah tidak lagi mendesak. DAO akan menjadi perusahaan virtual tak berwujud, tidak ada pimpinan, dan hanya terdiri dari orang-orang yang melakukan aktivitas tertentu dengan cara yang sepenuhnya terdesentralisasi. Untuk saat ini, DAO masih sebatas isu eksperimental yang kemungkinan akan didefinisikan semakin jelas seiring berjalannya waktu.
Yuk follow facebook Studentpreneur dan ikutan kelas online-nya buat belajar bisnis lebih lanjut.
Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:
Peluang Big Data di Masa Depan
Dunia Investasi Startup di Tahun 2017
Cara Mencari Investor untuk Startup Baru