Tips
Sst.. Ada Peluang Besar di Bisnis Ayam Broiler
Ternyata, Bisnis Ayam Broiler Juga Bisa Menguntungkan. Bagaimana Caranya?
Barangkali Anda sedang mencari ide bisnis yang menguntungkan, maka peluang di bisnis ayam broiler seharusnya tidak boleh lepas dari perhatian Anda. Bayangkan 252.124.458 jiwa penduduk Indonesia. Sebagian besar menyukai daging ayam. Artinya, Anda punya pasar yang sangat besar. Riset Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) memperkirakan bahwa konsumsi daging ayam pertahun di Indonesia akan meningkat hampir 2 kali lipat pada tahun 2017 mencapai 14,99 kilogram per kapita. Masih ragu? Berikut beberapa alasan lain kenapa Anda harus mengambil peluang besar di bisnis ayam broiler.
Perputaran cepat
Anda hanya butuh 35 hari masa pembesaran sejak pertama bibit ayam didatangkan. Dari bibit anak ayam seharga 4.000 rupiah, Anda bisa menjual seharga 16.000 per kilogram setelah 35 hari masa pembesaran. Dalam setahun, Anda bisa panen sedikitnya 6 kali. Gunakan matematika dasar, hitung sendiri keuntungannya.
Pembesaran relatif mudah
Anda butuh kandang yang higienis plus perlengkapan seperti tempat minum dan lampu penerangan, vaksin, dan pakan ternak selama proses pembesaran. Kalau Anda merasa kewalahan berkotor-kotor, toh Anda juga bisa menggaji pekerja yang lebih berpengalaman soal perawatan kandang dan ayam broiler.
Mencari konsumen relatif mudah
Konsumen Anda termasuk restoran waralaba cepat saji seperti KFC, McDonnalds, California Fried Chicken, dan brand fast food lain yang bertebaran di berbagai kota besar. Lagipula, banyak agen yang selalu siap sedia menerima pasokan dari Anda sebagai peternak. Atau jika Anda memakai sistem bagi hasil dengan pembibit ayam broiler, maka pemasaran Anda biasanya sudah diurus oleh klien pembibitan.
Atau ketika Anda berniat untuk membesarkan ayam petelur..
Ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging yang enak. Menurut Askam Sudin, Sekretaris Eksekutif GPMT, konsumsi telur per tahun diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2017 menjadi 162 butir per kapita. Pasar untuk ayam ras petelur pun tak kalah dari bisnis ayam broiler.
Di luar itu, kami juga akan memberikan beberapa pertimbangan kontradiktif tentang tantangan yang akan Anda hadapi di bisnis ini. Di antaranya adalah:
1. Kompetisi
Let’s be realistic. Meskipun Anda punya pasar yang besar, Anda juga akan berhadapan dengan kompetisi yang besar. Maka keunggulan yang dapat Anda tawarkan adalah dari segi lokasi. Konsumen daging ayam tentu butuh ayam yang segar. Semakin terpencil sebuah lokasi, hal ini jadi relatif sulit dipenuhi. Maka, di bisnis ayam broiler, ada baiknya Anda memulai di daerah yang minim persaingan, dan mengandalkan keunggulan lokal Anda.
2. Awas ancaman virus
Ayam adalah makhluk yang rapuh. Mereka bisa terserang virus dan mati mendadak, secara masal. Jika pun ada yang tidak mati, mereka harus dimatikan karena dikhawatirkan membawa resiko flu burung. Maka, beberapa tindakan preventif yang bisa Anda lakukan adalah pembersihan kandang dan vaksinasi. Di luar itu, ada baiknya Anda tidak menghabiskan modal bisnis Anda untuk sekali percobaan. Setidaknya, Anda punya sisa untuk percobaan berikutnya.
Nah Sobat Studentpreneur, Anda tertarik di bisnis ayam broiler? Bagaimana menurut Anda? Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Kristine]
Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:
Inilah Kisah Sukses Putra Jokowi Berbisnis Katering
Gadis 14 Tahun yang Mengguncang Bisnis Fashion Indonesia
Dengan Uang 1 Juta, Anda Kini Sudah Bisa Berinvestasi Saham