Best People
Trasshy – Berusaha Menyelamatkan Lingkungan
Green business adalah sebuah area baru yang masih suci di Indonesia. Banyak sekali pihak yang masih belum percaya pentingnya menjaga lingkungan dan bumi kita. Tapi ternyata, masih ada beberapa anak muda yang ingin berusaha memperbaiki lingkungan di Indonesia. Untuk itu, Maria Melisa, Patrick, Prayoga, dan Christian mendirikan Trasshy, perusahaan yang menawarkan sebuah solusi yang menurut mereka bisa memperbaiki lingkungan di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, Trasshy juga berhasil memikat Stanley, Tania, dan M.Wibisono untuk bergabung dalam core team mereka. Mari kita simak wawancara Studentpreneur dengan CEO dari Trasshy, Maria Melisa
Halo Maria. Sebenarnya, apa sih Trasshy itu?
Trasshy adalah sebuah organisasi yang sangat concern terhadap lingkungan, terutama di bidang waste management. Produk-produk kami mulai dari composter sampai merchandise selalu berkaitan dengan hal tersebut. Sampai sekarang, produk andalan kami adalah home composter, seperti hybrid trash can yang bisa mengolah sampah organic menjadi pupuk dalam waktu kurang dari 2 minggu. Bayangkan seberapa banyak sampah rumah tangga yang bisa kita olah jadi pupuk yang tentunya lebih berguna.
Wow, it sounds complicated. Apakah produknya sendiri ribet?
No, not at all. Pengguna tinggal memasukkan sampah, lalu menekan tombol untuk memutar penghancurnya. Tinggal tunggu sekitar 1-2 minggu dan sudah jadi pupuk. Sistem dan bahan yang kami gunakan itu ramah lingkungan. Hampir semua sampah dapur bisa kami olah. Untuk sekarang kami fokus di sampah organic. So yeah, not complicated at all kan?
Menarik sekali. Kita sudah bisa mendapatkan Trasshy di toko-toko?
Sementara masih lewat direct order di www.trasshy.com. Kami masih menjajaki kemungkinan bekerjasama dengan outlet home improvement dan menyebarkan katalog ke berbagai perusahaan yang juga concern terhadap lingkungan.
Kenapa memilih green business? Sebuah bisnis yang kurang sexy kan?
Justru sebenarnya kami melihat peluang di industry ini. Selain kompetisi belum terlalu gila, kami juga percaya kalau be green ini akan menjadi trend di penduduk Indonesia. Kami juga sering terlibat di kampanye green, pernah ikut di bundaran HI dan green festival di Bogor dan Untar. Sebenarnya juga ada tujuan sosial di balik berdirinya Trasshy. Di Indonesia kan belum bisa seperti Jepang yang masyarakatnya sudah aware terhadap lingkungan. Kami merasa dengan kami mempermudah masyarakat untuk bisa peduli lingkungan, we are doing something good.
Tim Trasshy kan penuh dengan anak muda yang masih kuliah dan mempunyai ego yang tinggi. Bagaimana kalian bisa tetap kompak?
Kami sering rapat khusus sambil hangout, atau sekedar kumpul di rumah teman sambil makan-makan. Tidak melulu ngobrol soal Trasshy, tapi juga sering tentang masalah pribadi sekalipun. Intinya kami berusaha memecahkan masalah bersama dan menjaga kekompakan.