Tips
Cara Budidaya Pisang untuk Pemula
Selain menjadi primadona bagi para Minion, pisang juga potensial untuk dibudidaya: murah, mudah, dan masih menjadi buah favorit masyarakat kebanyakan.
Pisang merupakan salah satu buah terpopuler di dunia. Jenis buah yang bisa kamu temukan di lebih dari 100 negara ini memiliki total produksi dunia sebesar 86 juta ton buah per tahunnya. Bahkan di India, mereka bisa memproduksi pisang sebanyak sekitar 14,2 juta ton. Pisang menghabiskan 13% dari total luas lahan dan 33% produksi buah di India. Tidak heran jika mereka dinobatkan menjadi negara produsen pisang tertinggi di dunia. Selain India, negara-negara produsen pisang lainnya adalah Brazil, Ekuador, China, Filipina, Kosta Rika, Meksiko, Thailand, Kolombia, dan tentu saja, Indonesia.
Buah berwarna kuning atau hijau dan sedikit melengkung ini mengandung sejuta manfaat. Mengonsumsi pisang secara teratur dapat melancarkan peredaran darah karena memiliki kandungan potasium, membantu pencernaan pada usus, menjaga kesehatan mata, dan menormalkan fungsi jantung. Sedangkan untuk pengobatan, pisang juga sering direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh orang-orang yang sakit anemia, asma, liver, diabetes, dan diare.
Dalam 126 gram-nya (berat rata-rata satu buah pisang), pisang mengandung 110 kalori, 30 gram karbohidrat, dan 1 gram protein. Selain itu, pisang juga menyediakan berbagai vitamin dan mineral, seperti: vitamin B6, mangan, vitamin C, kalium, serat, dan magnesium. Karena kandungannya tersebut, pisang sering digunakan sebagai sarapan. Sebuah penelitian menunjukkan bahawa seseorang akan memiliki tingkat konsentrasi yang lebih baik jika mengonsumsi pisang sebagai sarapan. Pisang juga baik untuk ibu hamil karena mengandung asam folat yang berfungsi untuk mencegah cacat bawaan pada anak.
Pisang termasuk tanaman yang mudah tumbuh dimanapun dan di jenis tanah apapun. Walaupun demikian, pisang akan tumbuh optimal di daerah yang mempunyai jangka waktu musim kemarau selama 0-4.5 bulan, bercurah hujan antara 650-5000 mm per tahun, dan suhu idealnya adalah 21-29°C. Sedangkan untuk ketinggian tempat, tanaman ini tumbuh baik di tempat dengan ketinggian 0-1000 mdpl. Namun pisang tetap bisa tumbuh di dataran rendah bersuhu 15-35°C. Beberapa varietas pisang bahkan bisa tumbuh pada ketinggian diatas 2000 mdpl.
Jika kamu tinggal di daerah dengan ciri-ciri tersebut, kamu bisa lho mencoba melakukan budidaya pisang. Budidaya pisang merupakan peluang usaha yang potensial, mengingat buah tropis ini masih menjadi kesukaan masyarakat Indonesia kebanyakan. Apalagi, jika hasil panenmu ternyata berkualitas dan memenuhi standar ekspor, pasar luar negeri akan menantimu Sobat Studentpreneur.
Langkah-langkah dalam Budidaya Pisang
Langkah ke-1: Persiapan Lahan
Langkah awal yang harus kamu lakukan adalah membersihkan lahan dari gulma atau semak belukar, setelah itu bajak atau cangkul lahan tersebut supaya menjadi gembur. Setelah itu, kamu harus mengukur jarak tanam antar pohon terlebih dahulu. Umumnya jarak antar pohon adalah 2×2 hingga 4×4 m, tergantung pada jenis pisang yang akan dibudidayakan.
Jarak tanam untuk jenis pisang Mas dan Barangan adalah 2×2 m. Jarak tanam untuk jenis pisang Ambon, Cavendish, Raja Sereh, dan Raja Nangka adalah 3×3 m. Sedangkan jarak tanam untuk jenis pisang Kepok dan Tanduk adalah 3×3 atau 3×3,5 m.
Setelah mengukur jarak tanam, buatlah lubang tanam berukuran 50x50x50 cm. Pastikan lubang tersebut sudah bersih dari sisa-sisa akar tanaman seperti alang-alang. Selanjutnya, lakukan pengecekan pH tanah. Untuk budidaya pisang, pH tanah harus netral. Jika pH tanah lahan yang akan kamu gunakan menunjukkan angka 4,5, taburkan kapur dolomite atau kieserite secukupnya.
Jika pH tanah sudah seperti yang seharusnya, taburkan pupuk kandang atau kompos yang sudah matang ke dalam lubang, masing-masing lubang diberi pupuk sebanyak 3-4 kg. Setelah itu, biarkan selama 20-30 hari. Jangan lupa untuk membuat parit sederhana yang berguna sebagai drainase ketika hujan deras datang.
Langkah ke-2: Menentukan bibit
Sama seperti budidaya lainnya, bibit bisa kamu dapatkan dengan membuatnya sendiri atau membeli bibit siap tanam. Supaya lebih praktis, pergilah ke petani-petani pisang dan belilah bibit siap tanam pada mereka (belilah ke petani yang memang sudah terbukti menghasilkan pisang yang berkualitas). Karena bibit adalah elemen dasar dari sebuah pisang yang berkualitas, maka kamu harus menemukan bibit-bibit yang ideal. Ciri-ciri bibit ideal antara lain: (i) tinggi tunas berkisar 100-150 cm, (ii) potongan umbi tunas berdiameter 15-20 cm, dan (iii) daun tunas berhelai sempit, berujung runcing, dan memanjang seperti pedang.
Penyediaan bibit pisang bisa dilakukan melalui tiga metode berbeda: tunas atau anakan, kultur jaringan, dan mini bit atau bit anakan. Namun, pembibitan pisang umumnya dilakukan dengan cara vegetatif, yaitu tunas atau anakan.
Langkah ke-3: Menanam bibit pisang
Karena saat penanaman awal pisang sangat membutuhkan air, maka tanamlah bibit pisang pada masa-masa awal musim hujan supaya bibit tidak mati kekeringan. Kekurangan air dalam waktu yang cukup lama akan membuat bibit layu dan mati. Kalaupun hidup, pohon pisang cenderung menghasilkan buah yang sedikit dan berukuran kecil.
Terlebih jika kamu menggunakan bibit dari anakan pedang. Setelah dipisahkan dari bonggol tanaman induk, bibit tersebut harus segera ditanam (tanpa harus disemai terlebih dahulu) supaya terhindar dari risiko terserang hama penggerek.
Berbicara mengenai hama, hama yang sering menyerang pohon pisang adalah ulat penggulung daun, penggerek bonggol, penggerek batang, thrips, dan burik pada buah. Sedangkan penyakit yang sering menjangkit pisang adalah penyakit layu, bercak daun, dan penyakit yang disebabkan oleh virus.
Jika waktu penanaman sudah tepat, maka segeralah pindahkan bibit pisang ke dalam lubang tanam. Tutup kembali lubang tanam tersebut dengan tanah yang sebelumnya sudah dicampur dengan pupuk kandang. Pastikan bibit tunas berdiri tegak agar tidak mudah doyong ketika hujan deras atau angin kencang.
Langkah ke-4: Pemeliharaan
Untuk menghasilkan pisang berkualitas, kamu tidak hanya perlu menyiapkan lahan, menemukan bibit ideal, waktu tanam yang tepat, dan cara menanam bibit pisang yang benar. Kamu juga harus memelihara sampai masa panen tiba. Untuk itu, pangkaslah daun pohon pisang yang mengering agar pertumbuhan pohon pisang menjadi maksimal.
Jika usia tanam pohon pisang sudah memasuki hari ke-10 sampai ke-15, kamu bisa melakukan pemupukan susulan untuk menjaga unsur hara lahan. Caranya, taburkan pupuk (kandang atau kompos) pada lubang tanam dan disekitar batang tanaman (jarak minimal 30 cm dari pangkal batang). Sebelum ditabur, buatlah parit melingkar dengan kedalaman sekitar 10 cm, taburkan pupuk, timbunlah dengan tanah.
Pemupukan kedua diberikan saat usia tanam pohon pisang memasuki bulan ke-3. Sama seperti sebelumnya, buatlah parit melingkar dengan kedalaman sekitar 10 cm, taburkan pupuk, timbunlah dengan tanah. Yang berbeda, jarak minimal dari pangkal batang saat ini adalah 60-70 cm. Pemupukan seperti ini kembali dilakukan pada saat usia tanam pohon pisang memasuki bulan ke-6.
Sedangkan untuk berapa banyak pupuk yang ditabur, itu tergantung pada seberapa subur lahan tersebut. Jika lahan dirasa sudah cukup subur, maka taburan pupuk tidak usah terlalu banyak, tetapi jika lahan dirasa tandus dan kering, perbanyaklah taburan pupuk. Namun rata-rata, pemberian pupuk pertama menghabiskan 162,5 kg pupuk per hektar, periode kedua dan ketiga menghabiskan 243,75 kg pupuk per hektar.
Selain pemberian pupuk, pemeliharaan pohon pisang dapat dilakukan dengan lima cara lainnya. Pertama, menyiram tanaman pisang (khususnya tanaman muda yang baru ditanam) ketika tidak turun hujan atau kemarau berkepanjangan. Kedua, memangkas daun-daun tua, kering, atau yang terserang penyakit. Hal ini bertujuan supaya pohon kembali sehat dan mencegah penularan penyakit. Agar perkembangan buah tetap normal, pastikan masih ada 6-8 daun sehat dalam satu pohon. Kamu juga harus membersihkan alat pemangkas dengan desinfektan supaya steril.
Ketiga, melakukan penyiangan pohon secara manual dan intensif pada saat masih berusia 0-5 bulan. Hal ini bertujuan supaya pohon pisang tidak terganggu oleh gulma. Supaya tanah dan pohon tidak terkena racun, hindari penyiangan yang menggunakan hebrisida. Keempat, menjarang anakan pisang supaya tidak terlalu banyak, rutin setiap 6-8 minggu sekali. Anakan (tunas) yang terlalu banyak hanya akan menurunkan produksi dan kualitas pisang pohon induk. Kamu hanya perlu memelihara 1 tanaman induk (usia 9 bulan), 1 anakan (usia 7 bulan), dan 1 anakan muda (usia 3 bulan).
Kelima, merawat tandan pisang dengan membersihkan daun-daun kering disekitarnya. Kamu juga bisa membuang jantung pisang jika dirasa buah pisang pada sisir terakhir berukuran tidak sempurna. Tandan yang sudah tidak ada jantungnya sebaiknya langsung kamu bungkus dengan karung atau plastik.
Langkah ke-5: Panen
Masa panen setiap jenis pisang berbeda-beda. Sebagai contoh, umur panen pisang ambon adalah 139-154 hari, pisang tanduk 124-139 hari, dan pisang mas 64-79 hari. Namun pada umumnya, buah pisang yang siap dipanen akan berwarna hijau tua atau agak kekuning-kuningan. Bentuk buahnya juga tumpul dan membulat di bagian sudut. Sebaiknya panenlah pisang yang sudah cukup tua namun belum masak. Tetapi jika tujuan pasarmu adalah luar negeri, panenlah pisang yang baru 75-85% tua namun kadar patinya sudah maksimum supaya daya simpan pisang lebih lama.
Cara memanennya, potonglah batang pisang pada ketinggian 1 m dari permukaan tanah. Setelah itu, barulah potong pisang dari tandannya menggunakan pisau tajam, kemudian taruh terbalik supaya getah dari tandan tidak mengotori badan pisang. Untuk mempercepat penghilangan getah, kamu bisa mengangin-anginkan pisang selama 1-2 hari.
Untuk menjaga produktivitas pohon, pangkaslah batang pisang hingga ke umbi setelah dipanen. Jika kamu mau melanjutkan budidaya ini, tanamlah tunas sedari awal lagi.
Melakukan budidaya pisang memang membutuhkan banyak langkah, waktu, dan tenaga. Tetapi jika dilihat dari peluang yang ada, masih ragu untuk mencoba Sobat Studentpreneur?
Yuk follow facebook Studentpreneur dan ikutan kelas online-nya buat belajar bisnis lebih lanjut.
Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:
Peluang Big Data di Masa Depan
Dunia Investasi Startup di Tahun 2017
Cara Mencari Investor untuk Startup Baru