Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People Inovator

Professor Ini Kaya Raya Setelah Menulis Cek Pertama untuk Google


David Cheriton Adalah Guru Pendiri Google, Sergey Brin dan Larry Page.

Meskipun sudah menyandang status milyuner, David Cheriton masih mengajar di jurusan sains dan komputer Stanford.

Pada tahun 1998, ia mengundang 2 mahasiswa – Larry Page dan Sergey Brin – untuk mendemokan proyek mereka di halaman depan rumahnya. Dia dan co-founder SUN Microsystem, Andy Bechtolsheim kemudian masing-masing menulis cek sebesar $100,000 untuk mendanai startup mahasiswanya yang kemudian diberi nama Google itu. Kini, investasi itu (dan investasi-investasi lainnya) terbayar. Cek itu kini diperkirakan berharga lebih dari $1 milyar dalam saham Google. Forbes memperkirakan kekayaan Cheriton sebesar  $3 milyar atau 30 Trilliun Rupiah. Dengan demikian, Cheriton mungkin bisa disebut sebagai dosen terkaya di dunia.

Ia mengaku bahwa passion yang ia miliki, di samping mengajar, adalah berinvestasi di perusahaan startup.

 

Piawai berinvestasi

Ketika Cheriton menggunakan penanya untuk menulis cek bagi sebuah startup, ia memang seringkali sukses. Perusahaan pertama yang ia mulai terjual ke Cisco Systems dan Sun Microsystems, untuk harga ratusan juta dolar. Totalnya, ia menghabiskan lebih dari $50 juta dari kantong pribadinya ke dalam 17 firma yang berbeda, dari VMware ke perusahaan terbarunya, Arista Networks. “Saya merasa saya sangat beruntung ketika berinvestasi, meskipun soal menghabiskan uang, saya masih kurang paham.”

Larry Page dan Sergey Brin bukanlah mahasiswa Cheriton. Tetapi mereka mendatanginya setelah mendengar kesuksesan Cheriton mengerjakan Granite, proyek startup pertamanya, dengan harapan mereka akan mendapat pencerahan tentang bagaimana mengkomersilkan algoritma PageRank mereka, yang sudah ditolak bahkan oleh Yahoo dan Excite. Dengan kepemilikian saham 10% di Granite, Cheriton memiliki lebih dari $20 juta. Ia pun bersedia membantu.

“Katanya ada masalah yang besar tentang bagaimana menghasilkan uang [dengan lisensi PageRank], saya justru tidak menemukan satupun,” kata Cheriton tentang hari-hari awal Google.

Sebagai akademisi, Cheriton paham betul tentang kebutuhan pasar saat itu. Dia tahu kalau investasinya di Google akan membantu mahasiswanya belajar ujian tanpa perlu melalui spam dan junk yang kala itu membanjiri mesin pencari seperti AltaVista.

stanford

Low profile

Memang di samping kekayaannya, Cheriton sangat low profile. Pencarian Google pada namanya menghasilkan halaman web primitif www.stanford.edu/~cheriton dengan huruf Times New Roman, bukan profil LinkedIn dan Facebook yang sudah jadi standar Silicon Valley. Dia bahkan tidak main Twitter. Beberapa mahasiswa Stanford tidak mengenalnya. Menurut laporan Forbes, Cheriton masih mengendarai Volkswagen Vanagon tahun 1986 yang ia miliki sebelum menghasilkan banyak uang. Ia masih hidup di rumahnya di Palo Alto yang sudah ia tinggali selama 30 tahun, dan bahkan memotong rambutnya sendiri. “Lebih mudah saya lakukan sendiri, dan cuma perlu lebih sedikit waktu.”

 

Pentingnya membuat perubahan

Cheriton mengajarkan kita tentang pentingnya membuat perubahan. Perusahaan terbarunya, Arista Networks, membuat sebuah data switch yang dapat memotong delay antara server, mengijinkan bits data ditransfer dalam kurang dari 500 nanodetik, hampir 2 kali kecepatan switch tercepat milik Cisco ataupun Juniper Network. Hal ini akan memberikan para trader di Wall Street kemampuan untuk mengirim hasil pertukaran mereka dalam nanodetik sebelum kompetitor mereka dan memberikan dokter kemampuan untuk menganalisa badan pasien mereka secara real time. Ia dan Bechtolsheim telah menginvestasikan sebesar $100 million ke dalam Arista, 95% dari total pendanaannya. Perusahaan ini kini akhirnya profit setelah 7 tahun berjalan. Mereka beruntung memiliki founder berkantong tebal seperti Cheriton dan Bechtolsheim.

“Kadang butuh waktu yang lebih lama ketika Anda melakukan suatu hal yang benar-benar inovatif dan kreatif,” kata Cheriton. Rumor tentang IPO kini mulai terkuak ke permukaan. Industri switch kecepatan tinggi dimana Arista berkompetisi pun diperkirakan akan bertumbuh 10 kali lipat hingga $2.4 milyar di awal tahun 2016.

Cheriton mengatakan kalau ia menghindari investasi demi mengejar keinginan pasar, salah satunya adalah bisnis jenis social network, dan tetap berfokus pada terobosan-terobosan yang mampu menciptakan perbaikan terukur terhadap kehidupan manusia, sebagaimana Google membantu para mahasiswa untuk menyelesaikan makalah mereka pada pukul 3 pagi.

“Saya percaya, jika Anda menyediakan nilai yang nyata bagi dunia dan melakukannya dengan cara yang masuk akal, maka pasar akan menghadiahi Anda,” katanya. Well, nyatanya hal ini bekerja untuk seorang David Cheriton. Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Steve]

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

Anak Muda Indonesia Ini Menolak Tawaran Perusahaan Design Raksasa Amerika Demi Mengejar Mimpi di Indonesia

Ingin Bisnis Anda Populer? Belajar Dari Kesuksesan Serial Spongebob Squarepants

The Newbies 1 – Anak SMA Ini Raup Puluhan Juta Rupiah Dari Berjualan Sepatu

Taufik Aditama

Wartawan senior Studentpreneur yang ingin berkeliling dunia dan membuat Indonesia lebih baik

Facebook Twitter Google+