Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People Studentpreneur Indonesia

Imaniar Ramadhani: Cewek Juga Bisa Membuat Game


Menurut Bos Studio Selamat Pagi Imaniar Ramadhani, Wanita Juga Bisa Bersaing di Dunia Game.

Jika selama ini industri game mungkin masih didominasi kaum pria: dibuat oleh pria untuk pria, maka Imaniar Ramadhani membuktikan sebaliknya. Melalui Studio Selamat Pagi, sebuah startup lokal di Surabaya yang bergerak di pengembangan game mobile, Dhani (sapaan Imaniar Ramadhani) melawan stereotip semacam ini dan membuktikan bahwa wanita juga bisa berkarya di industri ini, justru menghasilkan warna yang berbeda.

 

Halo Dhani, seperti apa produk yang sudah dihasilkan Studio Selamat Pagi?

Ada Zoo Detective dan Berangkat Street Food. Keduanya adalah game Android yang bisa didapatkan secara gratis di halaman Google Playstore Studio Selamat Pagi.

 

Jadi, bagaimana kedua game tersebut menghasilkan revenue bagi Anda?

Seorang developer game biasanya mendapatkan revenue dari: bikinkan game untuk orang lain, atau pasang iklan PPC. Kedua game yang tadi saya sebutkan sekedar portofolio dari Studio Selamat Pagi. Saat ini kami tengah menggarap pasar bisnis. Model bisnis Studio Selamat Pagi adalah B2B (Business to Business).

imaniar-ramadhani

Kenapa B2B?

Karena pasarnya ada. Saat ini, industri bisnis telah membuka diri terhadap game sebagai media promosi. Di Amerika Serikat dan Inggris sudah umum. Indonesia agak terlambat. Jika kami berhasil menggarap pasar ini, di beberapa tahun ke depan kami ingin menjadi publisher yang memasarkan game buatan studio-studio lain.

 

Tapi, kenapa sebuah bisnis perlu bikin game. Apa keunggulan game?

Cara berpromosi itu macam-macam. Namun dari berbagai macam cara tersebut, tujuannya cuma satu, yaitu bagaimana membuat audiens menyerap pesan kita. Nah, game memiliki kemampuan untuk itu. Karena sifat dasar sebuah game adalah fun. Penggunanya bermain, tapi mereka tidak sadar kalau sedang dimasuki pesan yang intens. Selain itu, persebaran medianya, yakni gadget sudah sangat mendukung sehingga jangkauannya bisa sangat luas.

 

Apa tantangan yang Anda hadapi?

Pasar masih perlu banyak edukasi. Sekarang masih susah untuk mencapai penawaran terbaik. Masih banyak orang yang beranggapan bahwa bikin game aja kok harga yang ditawarkan mahal sekali. Seringkali mereka masih membanding-bandingkan industri game dengan industri manufaktur. Padahal kekayaan intelektual seperti kreativitas tidak bisa dipukul rata seperti ini.

 

Kalau dari segi internal, apa tantangan yang Anda hadapi?

Membentuk tim. Kendala yang kita hadapi sebagai pelaku industri kreatif adalah masih kentalnya individualisme dari pelakunya. Mereka seringkali berfikir, ah cari duit sendiri aja. Jadi masih sporadis. Sementara untuk bikin game, kita perlu berkolaborasi dengan sebanyak mungkin skill yang berbeda. Misalnya programmer, graphic designer, hingga marketer.

 

Untuk mengalahkan individualisme seperti ini, kadang kita harus membuktikannya dari diri kita sendiri. Jadi, apa pengorbanan yang telah Anda berikan untuk membuktikan idealisme Anda?

Setiap founder sebuah startup, saya yakin pasti pernah mengorbankan sesuatu bagi bisnis mereka. Bagi saya, itu adalah tawaran-tawaran pekerjaan yang mungkin lebih menggiurkan jika dilihat dari kacamata orang lain. Misalnya pegawai negeri dan BUMN. Tapi, saya masih penasaran di dunia entrepreneur ini. Saya masih ingin membuktikan kalau saya bisa sukses dengan startup saya.

 

Keterampilan apa yang paling dibutuhkan untuk sukses di industri game?

Menurut saya, konsistensi. Jangan sampai kita cuma berkarya ketika dapat klien gede satu kali aja. Banyak teman-teman saya mahir desain atau programming. Namun setelah berkarya satu kali, kemudian hilang. Umumnya masih timbul tenggelam.

 

Bicara soal awal pendirian, bagaimana Anda memulai Studio Selamat Pagi?

Studio Selamat Pagi berawal dari coba-coba. Ada seorang teman yang menawarkan sebuah proyek karena ia kesulitan menanganinya. Setelah saya terima, ternyata hasilnya oke. Meski ceruk, pasarnya masih bisa dimasuki. Maka, saya mendirikan Studio Selamat Pagi.

 

Apa yang membedakan Studio Selamat Pagi dengan studio lain?

Kami selalu membawa lokal konten. Sebisa mungkin, kami akan memasukkan ciri khas Indonesia ke dalam setiap aplikasi buatan Studio Selamat Pagi. Dari sini, saya berani janjikan kalau apa yang Studio Selamat Pagi deliver akan berbeda dari yang sudah-sudah ada.

Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur.

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

Mahasiswi 20 Tahun Bangun Bisnis Fashion Dengan Omzet Bulanan 20 Juta Rupiah

Ini Kisah Inspiratif Pendiri Aqua yang Sering Dihina Ketika Merintis Bisnisnya

Ini Cara Berpikir Orang Malas yang Membuat Kita Sukses

Taufik Aditama

Wartawan senior Studentpreneur yang ingin berkeliling dunia dan membuat Indonesia lebih baik

Facebook Twitter Google+