Tips
Bergosip di Lingkungan Kerja Ternyata Dapat Meningkatkan Produktivitas
Anda suka bergosip tentang rekan kerja? Biasanya, aktivitas gosip tersebut dilakukan oleh para karyawan pada saat tengah istirahat, terlebih pada waktu senggang. Banyak yang mempercayai kalau aktivitas ini dapat membuat kerjasama sebuah tim. Bahkan gosip dipercaya merupakan salah satu faktor desdruktif dalam dunia kerja.
Beberapa hal yang kerap dianggap merugikan dari aktivitas gosip antara lain adalah karena hal ini bisa merusak tim. Menggunjingkan orang lain, terutama rekan kerja, akan mengakibatkan peningkatan konflik pada semua karyawan yang pada akhirnya akan membuat masing-masing karyawan tidak memiliki tingkat kepercayaan tinggi. Hal ini pun pada akhirnya membuat kerjasama tim berantakan dan produktivitas kerja menurun drastis. Dan karyawan dengan tingkat produktivitas tinggi, mungkin akan terganggu dengan kondisi tersebut dan malah akhirnya dapat memilih untuk hengkang dari perusahaan dan memilih tempat kerja yang nyaman.
Namun anggapan tersebut ternyata tidak seratus persen benar. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Stanford malah memperlihatkan hasil sebaliknya. Hasil studi tersebut malah menunjukkan bahaw aktivitas gosip bisa memberikan keuntungan dengan mencegah adanya bullying dan bahkan meningkatkan kerjasama sebuah tim.
Dr Matthew Feinberg, salah satu peneliti yang turut ambil bagian dalam studi tersebut mengungkapkan kalau sebuah tim yang memperbolehkan anggotanya untuk bergosip mempunyai kemampuan kerjasama yang lebih tinggi dan bahkan mencegah keegoisannya masing-masing. Sebaliknya, hal ini tidak terjadi pada tim lain yang mendapatkan perlakuan berbeda dan tidak diperbolehkan untuk bergosip.
Dalam studi ini, para peneliti mengikutsertakan total 216 peserta. Para peserta itu pun dibagi ke dalam bebeberapa grup dan diharuskan untuk bermain sebuah game. Game ini melibatkan pengambilan keputusan dalam masalah ekonomi yang secara umum akan berdampak pada semua anggota tim. Game ini terdiri dari beberapa ronde dan setiap rondenya sebuah grup terdiri dari anggota yang berbeda. Dan di sini, setiap anggota diperbolehkan untuk bergosip tentang mantan rekannya di tim terdahulu.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa seseorang mempelajari tingkah laku orang lain melalui aktivitas gosip. Selanjutnya, mereka menggunakan informasi tersebut untuk menemukan seseorang yang dianggapnya sangat cocok dijadikan sebagai rekan atau sekutu. Mereka pun cenderung mengeluarkan anggota tim yang dianggapnya bertindak egois. Dengan melakukan hal ini, para anggota tim lainnya pun bisa berkontribusi lebih banyak pada tim. Jangan lupa ikuti facebook dan Twitter kami ya! [Photo Credit: Neal Stimler]
Baca Juga:
Pemuda Ini Kumpulkan Milliaran Rupiah dari KickStarter