Best People February 2013 Edition
Coffee Paste – Berlomba Untuk Berkarya, Bukan Berkarya Untuk Berlomba
Halo StudentPreneur! Kali ini tim redaksi akan berbincang-bincang dengan Rajasa Fikri, mahasiswa teknik fisika ITS yang mengambil jalan yang agak berbeda dari teman-temannya. Fikri, begitu panggilan akrabnya, memberanikan diri untuk terjun di bidang entrepreneurship. Ketika banyak mahasiswa yang hanya mengikuti lomba bisnis tanpa berani mengeksekusinya, Fikri benar-benar menjalankan Coffee Paste, sebuah usaha pemanfaatan ampas kopi menjadi hiasan bermotif indah untuk barang sehari-hari. Berikut penuturannya terhadap redaksi Majalah StudentPreneur.
Bagaimana momen eureka anda ketika ide ini muncul?
Saya salah satu penggemar minuman kopi, ditengah-tengah kebiasan saya minum kopi, tanpa sengaja saya menyenggol cangkir saya, hingga akhirnya jatuh ke lantai, gelas pecah, dan minuman kopi berhamburan di lantai. Saat itu juga saya tidak langsung membersihkan lantainya, justru memandangi lantai tersebut, dan seketika muncul dibenak saya “ternyata tekstur ampas kopi yang tercecer di keramik ini bagus, bagaimana jika bisa dimodel sesuai keinginan, dan bisa melekat permanen”. Dan kebetulan sekali, karena kejadian itu berdekatan dengan pengumpulan proposal agenda tahunan dari Dikti, yakni PKM, dan saya langsung mengusulkan program pembuatan benda hias dari ampas kopi.
Hingga waktu pengumuman proposal yang lolos didanai Dikti, ide saya ini pun menjadi salah satu proposal yang mendapatkan dana. Bukannya seharusnya senang, saya justru bingung, bagaimana untuk merealisasikan ide tersebut, padahal hanya sekedar ide dan belum tahu bagimana mewujudkannya. Hingga riset demi riset saya lakukan, dan terciptalah produk yang diberi nama “Coffee Paste” secara makna perkata “Kopi Tempel”, karena bahan dasarnya adalah ampas kopi, dan cara membuat hiasannya adalah ditempel.
Dengar-dengar Coffee paste juga memenangkan lomba Entrepreneurship level nasional. Ada tips yang bisa dibagikan?
Menurut saya, strategi untuk memenangkan lomba adalah percaya dan yakin dulu kalau akan menang, karena dengan bermodalkan keyakinan, maka hati kita, otak kita, badan kita akan tergerak maksimal untuk mengerjakan dan mempersiapkan lomba tersebut. Namun apabila hati sudah diracuni keraguan dan ketidakyakinan, biasanya akan melemahkan potensi kita. Jadi yakin dulu yang terpeting, kalaupun memang gagal, pastilah hasilnya akan lebih baik daripada mengejarnya dengan ketidakyakinan.
Sebenarnya, apa sih keunggulan dari Coffee Paste dibanding yang lain?
Coffee Paste adalah pemanfaatan ampas kopi yang dikeringkan kemudian dijadikan benda hias bermotif batik, tribals, tumbuhan, hewan, abstrak, dan lain-lain. Medium yang digunakan adalah piring, mug, figura, vas bunga, dan berbagai macam produk keramik lainnya.
Kelebihan produk kami dibandingkan produk serupa adalah kami memanfaatkan limbah sebagai bahan baku utama, sedangkan produk lain dipasaran kebanyakan menggunakan tinta pabrik yang kurang ramah lingkungan. Selain itu, dengan hadirnya tekstur kopi, produk kami akan memberikan nuansa seni lebih tinggi dari produk lainnya.
Fikri, pernahkah anda merasa putus asa dalam bisnis ini?
Usaha ini merupakan usaha rintisan, banyak sekali lika-liku dalam mewujudkan ide ini menjadi kenyataan. Saya pernah membanting piring yang saya lukis karena frustasi gagal dalam melakukan penempelan, hingga membuat kaget tim saya. Kami pun pernah berputus asa, karena sudah melakukan banyak kombinasi lem, namun belum juga menemukan campuran lem yang mampu membuat kopi tersebut menempel. Setelah satu bulan, akhirnya kami menemukan adonan lem dan kopi yang pas. Dan terciptalah Coffee Paste.
Rencana pengembangan anda kedepan?
Rencana ke depan, kami ingin bekerjasama dengan Coffee Shop di kota-kota besar. Jika diakumulasikan setiap harinya, banyak sekali ampas kopi yang dibuang dan bisa mencemari lingkungan. Kami menawarkan solusi bagi pihak Coffee Shop untuk mengambil dan memanfaatkan ampas kopi mereka. Paling tidak mereka tidak lagi kesusahan dan kebingungan mau dibuang kemana limbah mereka.
Anda kan masih kuliah, bagaimana cara membagi waktu untuk Coffee Paste?
Bagaimapun juga, mahasiswa tetaplah mahasiswa, kewajiban untuk belajar dan mengerjakan tugas tidak boleh ditinggalkan sebagai tanggung jawab kita. Untuk menjaga keseimbangan antara kuliah dan juga bisnis adalah fokus memanfaatkan waktu dengan semaksimal mungkin. Buatlah list mana yang harus kita kerjakan terlebih dahulu, buatlah pemetaan, mana urusan yang penting dan mendesak. Selesaikan prioritas utama kita. Selanjutnya adalah urusan yang kurang penting namun mendesak, karena urusan ini juga menuntut kita untuk segera menyelesaikannya. Berikutnya, urusan yang penting namun tidak mendesak, ini bisa kita cicil apabila ada waktu longgar. Terakhir, kurangi urusan yang kurang penting dan tidak mendesak. Ibarat pepatah mengatakan, Samurai tidak akan menjadi Samurai jika senjatanya hanya belati, buka Katana.
Ada saran untuk para StudentPreneur?
Saya mau berbagi quotes, “Jangan berkarya hanya untuk lomba, namun berlomba-lombalah untuk berkarya.” Ini merupakan mindset yang harus kita tanamkan dalam-dalam, karena kenyataannya orang yang berkarya hanya untuk lomba, baik menang maupun kalah biasanya mereka tidak akan mempertahankan dan merawat karyanya. Tetapi, ketika kita benar-benar ingin berkarya dan lomba adalah salah satu cara untuk mendongkrak karya tersebut, pastilah, baik menang maupun kalah, karya itu tetap diperjuangkan. Kekalahan dan kemenangan dalam lomba itu jaraknya tidak lebih jauh dari jarak kedua mata kita, tergantung cara kita melihat, menanggapi dan menyikapinya.