Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Event

Ini yang Terjadi Ketika Digital Immigrant dan Digital Native Bertemu


Baik buruknya sebuah generasi, ingatlah bahwa generasi sebelumnya yang melahirkan. –Onggo Soesilo

Perkembangan komunitas-komunitas di Surabaya kian menarik. Ada satu komunitas yang bisa menjadi referensi ide-ide baru bagi sobat Studentpreneur yang tertarik atau juga memiliki usaha di dunia teknologi, hiburan dan desain, yaitu TEDxTuguPahlawan.

Pada tanggal 16 Agustus lalu, para TEDster (sebutan untuk anggota komunitas TEDx) di Surabaya berkumpul di tengah kota Surabaya. Tema yang diangkat untuk meetup ini adalah Voice of Digital Generation, dengan pengertian suara dari orang-orang yang telah menjadi bagian dari generasi digital. Dalam meetup kali ini hadir 3 orang pembicara, yaitu Ivaline Tedjo (Co-Founder Trio Digital Agency) dan Yoe One Ariestya Niovitta (Mozilla Representative Surabaya) sebagai Digital Native, dan Onggo Susilo (komunitas Pondok Film) sebagai Digital Immigrant. Mereka berbagi cerita pengalaman dan tips-tips bermanfaat untuk beradaptasi di dunia saat ini yang semuanya serba digital. Ada beberapa tips di dunia digital yang bisa terapkan untuk membantu pekerjaan kita, diantaranya:

TEDxTuguPahlawanSalon_Agustus_2014

Gunakan Aplikasi Digital untuk meningkatkan Produktivitas

Gunakan aplikasi To-Do-List digital untuk mencatat pekerjaan apa saja yang harus kita kerjakan, atau mungkin daftar belanja atau bahkan daftar orang yang harus kita temui untuk kerjasama bisnis. Ada banyak aplikasi yang dapat membantu meningkatkan produktivitas kita seperti Wunderlist, Asana, Producteev, dsb.

 

Gunakan Aplikasi Digital untuk melakukan Pekerjaan Kolaboratif

Banyak aplikasi yang mampu mendukung pekerjaan tim yang dapat dikerjakan secara kolaborasi. Contoh seperti Google Drive dengan Google Docs yang mampu membuat banyak orang dapat mengerjakan satu dokumen secara bersamaan, atau GitHub untuk menampung proyek yang dikerjakan secara kolaborasi oleh tim.

 

Selain itu, ada hal menarik yang bisa kita pelajari untuk menjelaskan alasan kebiasaan para digital native yang selalu berada di depan komputer atau dekat dengan gadget kepada para digital immigrant atau generasi sebelumnya lagi. Namun, ketika kita bekerja dengan komputer atau gadget, seringkali kita dianggap sedang bermain-main oleh orang tua ataupun orang lain yang lebih tua lagi yang bukan berasal dari generasi digital saat ini. Ada beberapa cara mudah untuk menjelaskan hal ini, diantaranya:

 

Jelaskan peluangnya

Ceritakan peluang-peluang bagus yang bisa didapat dari kebiasaan tersebut. Apabila kita tidak memainkan game, maka jelaskan saja apa yang sedang dikerjakan. Sebaliknya, Onggo Susilo juga memberi contoh apabila memang sedang bermain game, jelaskan alasan positif mengapa kita memainkan game tersebut. Contoh, game tersebut dapat melatih refleks atau daya berpikir, atau kita bisa menghasilkan duit dari berjualan item game.

 

Jelaskan profitnya

Cara lain adalah dengan menjelaskan keuntungan pasti yang bisa kita dapatkan dari menggunakan aplikasi digital. Ivaline memberikan contoh seperti telepon menggunakan aplikasi seperti Skype atau Line jauh lebih hemat (bahkan bisa dikatakan gratis) ketimbang menggunakan telpon.

 

Jelaskan dengan sederhana

Jangan lupa untuk menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Seringkali ketika kita sudah terlanjur berbicara hal-teknis digital, orang lain menjadi tidak mengerti apa yang sedang kita bicarakan. Yoe One mengatakan pentingnya untuk menceritakan sesuatu dengan bahasa yang mudah dipahami, seperti kita berbicara dengan orang terdekat kita. Cobalah untuk menceritakan lebih sederhana dengan hal-hal yang dimengerti orang tersebut. Contoh, menjelaskan fungsi dari SMS atau messenger dengan perumpamaan tukang pos tentu akan membuat orang yang berasal dari generasi sebelumnya menjadi lebih mudah untuk mengerti.

 

Masih banyak lagi hal menarik yang terjadi dalam TEDxTuguPahlawanSalon kemarin. Seperti pentingnya membangun hubungan horizontal, menerapkan teori lama dengan cara baru, hingga pentingnya bergabung dengan komunitas untuk belajar dan berbagi. Ada 1 hal menarik lagi yang perlu kita ingat. Apapun bidang bisnis / penemuan / kebiasaan digital sobat Studentpreneur yang dilakukan saat ini, jangan lupa memikirkan dampaknya di masa depan. Perlu diketahui bahwa baik buruknya setiap generasi ditentukan oleh generasi sebelumnya. Jadi apabila kita ingin generasi mendatang lebih baik daripada generasi saat ini, ingatlah bahwa itu juga merupakan tanggung jawab kita sekarang. Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur.

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

Anak Muda Indonesia Ini Menolak Tawaran Perusahaan Design Raksasa Amerika Demi Mengejar Mimpi di Indonesia

ALS Ice Bucket Challenge Pertama di Indonesia. Kalian Berani?

Kerennya CEO Muda Burger King Merevolusi Perusahaannya

Andreas Yonathan

Kontributor: Andreas Yonathan pernah menjadi Community Manager dari Studentpreneur. Saat ini dia bekerja sebagai web developer di Miracle Clinic dan Flavare

Facebook Twitter Google+