Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Event Tips

Kumpulnya Pebisnis Kuliner Surabaya


Bisnis Itu Sama Dengan Istri Kedua, Harus Diperhatikan Benar-Benar – Widyoseno Estitoyo, Pemilik Oost Koffie & Thee

Studentpreneur Hangout Surabaya di bulan Maret kali ini berjalan sangat meriah. Mengangkat tema F&B, anggota komunitas Studentpreneur memenuhi Morning Breeze Café Surabaya pada tanggal 19 Maret kemarin. Ternyata, banyak juga anggota komunitas bisnis Studentpreneur yang bergerak di bidang kuliner. Dua narasumber yang diundang adalah Rudy Setiawan, pemilik Share Tea Surabaya serta Widyoseno Estitoyo, pemilik Oost Koffie & Thee. Mereka berdua adalah pebisnis kuliner yang bisnisnya sangat digemari dan dikenal oleh anak muda di Surabaya. Untuk Sobat Studentpreneur yang tidak sempat datang, berikut adalah tiga tips bisnis kuliner yang dapat dipelajari dalam Studentpreneur Hangout kemarin.

 

Bisnis Itu Obsesi dan Cinta Mati

Widyoseno Estitoyo atau biasa dipanggil Mas Seno, adalah pemilik Oost Koffie & Thee yang cukup terkenal di kalangan anak muda Surabaya. Menurut beliau yang lulusan sekolah Belanda, bisnis itu obsesi dan cinta mati. Kita harus mencurahkan semua perhatian ke aspek-aspek mendasar bisnis, mulai dari alur uang, kualitas produk dan layanan, sampai kebahagiaan karyawan. Rudy Setiawan, pemegang franchise Share Tea Surabaya, menambahkan bahwa bisnis adalah istri kedua. Kalau bisnis tidak serius, sama saja seperti menelantarkan istri, bisa cerai suatu saat nanti. Ko Rudy, panggilan akrabnya, sampai mengunjungi master franchise di luar negeri demi belajar dan mengenali bisnis bubble tea secara keseluruhan.

 

20140319_211540

 

Resiko Bisnis Harus Dihitung Dengan Benar

Karena sepakat bahwa bisnis itu sudah seperti istri kedua, maka Mas Seno ataupun Ko Rudy juga sepakat bahwa resiko bisnis harus dihitung dengan benar, sama seperti mencari istri tidak boleh sembarangan. Kita harus paham benar resiko dan prospek sebuah bisnis sebelum akhirnya memutuskan terjun di dalamnya. Jangan sampai kita langsung terjun ke bisnis tanpa mengetahui resikonya, bisa-bisa kita hanya buang-buang uang. Masa menghitung resiko bisnis bisa diibaratkan masa pacaran dengan calon istri, harus tahu kelebihan dan kekurangannya. Setelah mengetahui semuanya, kita baru bisa memutuskan apakah bisa menerima kekurangan dan kelebihan tersebut. Pebisnis memang harus mengambil resiko, namun hanya resiko yang sudah dihitung dan bisa ditanggung.

 

Promosi Itu Gratis

Terkadang, biaya marketing untuk mengembangkan sebuah usaha kuliner tidak perlu tinggi. Mas Seno mencontohkan keberhasilannya mendatangkan JKT48 ke Oost Koffie & Thee secara gratis. Hadirnya tiga orang anggota JKT48 ke Oost Koffie & Thee membuat kafe tersebut dibanjiri oleh 900 orang fans JKT48 yang sampai rela duduk lesehan di parkiran karena tidak kebagian tempat. Hasilnya sangat besar, karena kebanyakan fans JKT48 adalah demografi target Oost Koffie & Thee, maka sampai sekarang tempat tersebut sangat terkenal di kalangan anak muda Surabaya. Ko Rudy juga memberikan contoh tips bisnis kuliner dari Share Tea yang memberikan sebuah kenyamanan bagi pengunjung yang ingin menikmati Bubble Tea sambil duduk-duduk di sofa. Ramainya pengunjung yang duduk di sofa membuat orang lain penasaran dan membeli Share Tea dengan konsep Take Away yang memang konsep utama mereka.

 

Studentpreneur Hangout sudah diadakan rutin tiap bulan di Surabaya. Rencananya, acara ini juga akan diadakan rutin di Malang, Jakarta, dan Bandung mulai bulan Mei 2014. Buat Sobat Studentpreneur yang tidak mau ketinggalan info acara kumpul komunitas entrepreneur muda ini, ikuti saja facebook dan Twitter kami.

Baca Juga:

Ini Dia Rahasia Pemenang Wirausaha Muda Mandiri

Bagaimana Rasanya Gagal Dalam Bisnis

Al Capone – Bukan Hanya Kriminal, Tapi Juga Pebisnis Muda Terbesar di Masanya

 

Andreas Yonathan

Kontributor: Andreas Yonathan pernah menjadi Community Manager dari Studentpreneur. Saat ini dia bekerja sebagai web developer di Miracle Clinic dan Flavare

Facebook Twitter Google+