Medium Story
Panduan Penting untuk Portofolio Desain yang Luar Biasa
Membuat portofolio desain itu penting, apalagi jika kamu terjun di dunia desain UX. Berikut panduan dasarnya.
Catatan Editor: Serial Expert ini ditulis oleh Nick Babich, seorang software developer, tech enthusiast, dan penggiat UI/UX. Kamu bisa mengenal Nick lebih lanjut melalui website ini. Artikel ini terbit dengan izin personal dari Nick Babich. Kamu bisa baca versi aslinya di sini.
Dalam dunia desain UX, portofolio adalah sebuah elemen penting dibanding gelar akademis yang kamu dapatkan dari sebuah universitas. Portofolio tersebut akan digunakan untuk melihat seberapa banyak pengalaman yang dimiliki dan seperti apa estetika hasil karya seseorang. Terlebih penting, portofolio akan menunjukkan bagaimana kemampuan kamu dalam menyelesaikan masalah bisnis di dunia nyata.
Membuat portofolio mungkin tampak seperti tugas yang melelahkan. Oleh sebab itu, berikut panduan komprehensif yang sering digunakan oleh desainer UX pemula untuk menciptakan portofolio yang dapat menceritakan kisah-kisah unik mereka:
Membuat sebuah website
Dalam dunia yang sudah serba digital, langkah awal yang harus kamu lakukan pertama kali adalah membuat website. Usahakan untuk tidak membuat portofolio online-mu hanya tampak seperti ruang pameran kaku yang menampilkan beberapa hasil karya. Berkreasilah dan jadikan media ini sebagai lahan kreatif yang sempurna.
Sebagai contoh, kamu bisa menambahkan Google Analytics pada website-mu untuk mengetahui berapa banyak pengunjung yang datang. Statistik ini bisa kamu gunakan sebagai bahan pengoptimalan website dan pengkategorian profil pengunjung: siapa saja yang datang (lokasi), berapa lama, dan proyek apa yang sering dilihat. Jangan lupa untuk membubuhkan informasi profilmu (menu About dan Contact misalnya) secara lengkap supaya pihak yang tertarik dengan karya-karya kamu bisa dengan mudah menghubungi dan mengenalmu. Kamu juga bisa menambahkan portofoliomu di situs lain seperti Behance atau Dribbble.
Menceritakan diri sendiri, bukan orang lain
Pastikan kalau kamu membuat portofolio yang user-centered. Maksudnya, kamu harus mengetahui (walaupun hanya secara umum dan garis besarnya saja) apa yang kebanyakan orang cari dan butuhkan. Dengan itu, kamu bisa menunjukkan kepada mereka bahwa keterampilan yang kamu miliki sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Kamu juga sebaiknya mencari tahu siapa saja kompetitor-kompetitor yang ada, atau melihat-lihat portofolio orang lain. Kedua hal tersebut dapat membantu kamu menemukan dimana letak keunikanmu. Setelah memahami keunggulan diri kamu sendiri, tambahkan hal-hal tersebut ke dalam fortofoliomu.
Menyusun karya dan proyekmu secara terstruktur
Selain estetika website yang menjadi daya tarik, banyak orang juga penasaran dengan cara kamu menyelesaikan masalah. Cara ini akan terlihat dari bagaimana kamu menyusun karya dan proyekmu dalam website tersebut. Oleh sebab itu, luangkan waktu untuk memikirkan bagaimana cara kamu akan mempresentasikan karya dan proyekmu, serta cara memaksimalkan nilainya.
Kamu bisa memulai dengan membuat daftar proyek yang paling relevan terlebih dahulu (bukan yang terbaru), membuat pratinjau yang menjanjikan, fokus pada kualitas bukan kuantitas, dan bagi para fresh graduate, jangan cantumkan bahwa kamu belum pernah melakukan satu proyek pun. Kamu bisa melampirkan hasil karya selama kuliah sebagai permulaan.
Menjelaskan secara detail
Bagi beberapa industri, hasil akhir atau produk final adalah poin yang utama. Namun, hal tersebut tidak terjadi dalam industri desain UX. Selain melalui susunan karya dan proyek, bagaimana kamu menjelaskan secara detail pembuatan sebuah karya juga bisa membantu seseorang mengetahui bagaimana cara kamu menyelesaikan sebuah masalah. Oleh sebab itu, menunjukan kepada khalayak umum bahwa hasil karyamu berasal dari proses yang panjang menjadi hal yang sangat penting. Secara umum, kamu bisa membagi penjelasan pembuatan karya menjadi dua bagian: overview dan proses UX.
Membuat portofolio UX yang bagus ibarat sebuah perjalanan panjang, membutuhkan banyak usaha, tenaga, dan waktu. Protofolio milikmu akan menjadi sarana yang menunjukkan seberapa hebat kemampuan kamu sebagai desainer, menampilkan proses pemikran, sekaligus memberikan informasi kepada calon klienmu tentang bagaimana rasanya bekerja dengan kamu.
Yuk follow facebook Studentpreneur dan ikutan kelas online-nya buat belajar bisnis lebih lanjut.
Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:
Dasar-Dasar Marketing dari Tung Desem Waringin
Cara Mencari Investor Untuk Startup Baru
Menjalankan Startup dengan Metode Lean Startup