Berita Bisnis
From the archives: Perang Gugatan dalam Hak Cipta Lagu Kesayangan Anda: Happy Birthday
Previously published on Juni 30, 2014
Barangkali Anda akan terkejut mengetahui bahwa royalti lagu tertinggi sepanjang masa adalah “Happy Birthday”. Dan mungkin Anda akan lebih terkejut karena lagu “Happy Birthday” yang sama, yang telah Anda nyanyikan ratusan kali sepanjang hidup Anda, adalah bagian dari hak cipta dan bukan untuk konsumsi domain publik.
Dengan kata lain, setiap kali Anda menyanyikan lagu ini di pesta ulang tahun, Anda secara teknis harus membayar royalti kepada pemegang hak cipta. Atau Anda melanggar hukum.
Akan tetapi, baru-baru ini, status hak cipta “Happy Birthday” mulai dipertanyakan lagi berkat gugatan yang diajukan oleh seorang pembuat film berbasis New York, Jennifer Nelson. Jennifer menggugat pemegang hak cipta saat ini, Warner / Chappell Music, sebesar $ 50 juta dan menuntut agar mereka membayar setiap sen royalti yang pernah dikumpulkan dari lagu tersebut.
Pertanyaannya adalah, how the heck lagu “Happy Birthday” bisa jadi milik pribadi dan memiliki hak cipta? Rupanya, sejarahnya sendiri sangatlah menarik.
Asal-usul “Happy Birthday” kembali pada tahun 1893, ketika sepasang saudari bernama Patty dan Mildred Hill menulis sebuah lagu yang berjudul “Good Morning To All”. Kakak beradik ini, yang juga berprofesi sebagai guru segera memperkenalkan lagu ini untuk siswa TK mereka. Anak-anak rupanya sangat mencintai lagu ini sehingga Patty dan Mildred memutuskan untuk memasukkannya ke dalam sebuah buku mereka yang berjudul “Song Stories for Kindergarten”. Dengan menerbitkan buku bersama dengan lagu, melodi dan lirik, kakak beradik ini telah mengambil langkah pertama dan paling dasar yang dibutuhkan untuk mengamankan hak cipta.
Pada kenyataannya, mungkin melodi lagu itu bukanlah produksi asli kakak beradik Hill. Ada beberapa lagu yang pada saat “Good Morning To All” dipublikasi, memiliki melodi dan struktur liris yang sangat mirip. Beberapa contoh termasuk lagu yang disebut “A Happy New Year to All”, “Good Night to You All” dan “Happy Greetings to All”. Tapi versi kakak beradik Hill adalah salah satu yang berhasil mencapai popularitas nasional.
Pada titik tertentu, siswa TK mulai menyanyikannya setiap kali seseorang merayakan ulang tahun. Dipercayai, bahwa siswa-siswa inilah yang mengubah liriknya ke dalam “Happy birthday to you” seperti yang kita kenal sekarang. Selama tiga puluh tahun ke depan, “Happy Birthday” menjadi lagu standar untuk dinyanyikan di perayaan ulang tahun di seluruh dunia. Sekitar waktu itu, seorang pengusaha bernama Clayton Summy membeli hak lagu dari kakak beradik Hill untuk sejumlah nominal uang. Pada tahun 1935, Summy menginstruksikan sepasang penulis lagu bernama Preston Ware Orem dan Mrs RR Forman untuk menulis dan mempublikasikan secara resmi melodi dan lirik “Happy Birthday” seperti yang kita kenal sekarang. Pada titik ini, Clayton Summy membentuk sebuah perusahaan baru yang disebut Birch Tree Group Limited untuk melindungi hak cipta dari lagu “Happy Birthday”. Antara 1935 dan 1989, Birch Tree Group Limited bekerja untuk menegakkan hak cipta pada semua pertunjukan publik yang mengandung lagu “Happy Birthday”. Setiap kali lagu itu digunakan secara terbuka atau untuk keuntungan, Birch Tree Grup akan mendapatkan royalti atau lisensi.
Pada tahun 1990, Birch Tree diakuisisi oleh konglomerat hiburan Time Warner sebesar $15 juta (setara $27 juta pada tahun 2013). Pada tahun 2004, penerbitan musik dari Time Warner, Warner / Chappell Music, diakuisisi oleh sekelompok investor yang dipimpin oleh miliarder Edgar Bronfman, Jr.
Kini, Warner / Chappell mengenakan biaya $10.000 – $25.000 untuk hak menggunakan lagu mereka satu kali dalam sebuah film atau acara televisi. Hal ini menjelaskan mengapa Anda sering melihat karakter film menyanyikan versi custom yang aneh dari lagu ini pada layar kaca Anda. Ini juga menjelaskan mengapa rantai restoran sering menyanyikan lagu ulang tahun versi mereka sendiri ketika mereka berkerumun di sekitar meja makan Anda. Segila kedengarannya, secara teknis, ilegal bagi sekelompok orang yang tidak terkait untuk menyanyikan lagu “Happy Birthday” di publik (seperti pada pesta kantor) tanpa membayar royalti kepada Warner / Chappell. Kami bahkan tidak boleh menulis lagu itu dalam tulisan ini.
Maka, hari ini, Warner / Chappell mendapatkan sekitar $2 juta per tahun ($5.500 per hari) dari royalti dan biaya lisensi yang terkait dengan “Happy Birthday”. Selama masa pemakaiannya sejauh ini, “Happy Birthday” kira-kira telah menghasilkan royalti sekitar $50-100 juta. Bahkan jika Anda menggunakan perkiraan $50 juta, itu sudah lebih dari cukup untuk menempatkan lagu “Happy Birthday” sebagai lagu yang paling menguntungkan sepanjang masa. Disusul Irving Berlin “White Christmas” dari tahun 1940 yang telah menghasilkan royalti $36.000.000.
Tapi semua itu dapat berubah jika gugatan pembuat film berbasis di New York bernama Jennifer Nelson ini dikabulkan.
Jennifer Nelson mengajukan gugatan di pengadilan tinggi New York mengklaim bahwa hak cipta Warner / Chappell ‘s adalah 100% tidak valid dan lagu “Happy Birthday” adalah milik siapapun. Membuat film dokumenter tentang asal-usul lagu, Jennifer mengaku telah mengumpulkan sejumlah besar bukti yang membuktikan tanpa keraguan bahwa lagu ini benar-benar memasuki domain publik pada awal tahun 1920. Jika dia berhasil, Warner / Chappell bisa dipaksa untuk pengembalian semua royalti yang pernah didapatkan oleh lagu sebagaimana yang telah disebutkan, berjumlah minimal $50 – 100 juta. Jika Warner / Chappell berhasil mempertahankan hak cipta mereka, “Happy Birthday” tidak akan menjadi domain publik di Amerika sampai 95 tahun setelah hak cipta pertama. Dengan kata lain, 95 tahun dari 1935, yaitu 2030. Lagu ini akan memasuki domain publik di Uni Eropa pada tahun 2016. Cukup gila ya?
Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: ND Strupler]
Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:
Ini Adalah Pebisnis Muda Terbaik Versi Bank Mandiri
Ide Bisnis Online Menguntungkan Untuk Anda Coba
Pelajaran Bisnis dari Piala Dunia 2014