Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Konsultasi Tips

Resiko Menjadi Entrepreneur


Artikel ini menjawab pertanyaan Sobat Studentpreneur, Ivan, 24 tahun yang bertanya melalui Business Start-Up Coaching Clinic with Prasetiya Mulya Business School.

resiko entrerpreneur

Pertanyaan

Saya sebentar lagi mau resign kerja, habis kontrak soalnya, rencana sih ingin buka usaha. Saya termasuk idealis. Ide sudah ada, konsep sudah siap, peluang besar, tapi….ada yang bikin ragu…

Ini bisnis pertama Saya setelah bertahun-tahun hanya jadi karyawan ( umur Saya 24), belum punya pengalaman & modal pas-pasan. Agak takut sih,,namanya bisnis awal pasti penghasilannya tidak terlalu besar & Saya mesti survive terutama menghadapi omongan orang-orang yang tidak percaya dengan pilihan Saya. Biasalah,buat kebanyakan orang kan jadi pegawai itu lebih enak & aman daripada jadi entrepreneur.

Saya minta saran, apa lebih baik cari kerja lagi sambil buka usaha? Sebenarnya apa sih resiko jadi seorang entrepreneur itu?

 

Jawaban

Dear Ivan, sebuah modal awal yang sudah bagus lho untuk berani menetapkan pilihan untuk menjadi seorang pengusaha. Namun, memang sayang bahwa budaya berwirausaha itu masih belum umum diterima di lingkungan kita, terutama untuk orang-orang tua yang lebih sepuh, karena berpikirnya lebih ke keamanan finansial dibandingkan kebebasan finansial. Hal ini termasuk resiko. Kita sebut aja resiko gengsi.

Selain resiko gengsi, ada juga resiko kenyamanan dan resiko waktu luang. Maksudnya adalah yang mungkin dulu kalau akhir pekan bisa nonton atau jalan dengan teman-teman, tetapi karena punya bisnis, kita jadi sibuk mengurusi bisnis, akhirnya waktu luang kita tersita untuk bisnis. Selain itu, yang biasanya kita bisa tidur selekas sampai rumah, sekarang karena punya bisnis, kita harus tuntaskan dulu urusan-urusan bisnis, seperti pengemasan, pembuatan nota, agar produk dan layanan yang kita berikan dapat memuaskan konsumen kita.

Kemudian, untuk masalah buka usaha dulu atau sambil kerja, akan lebih baik kalau Anda lihat profil resiko di diri Anda sendiri deh. Profil resiko itu adalah seberapa mampu Anda untuk tahan terhadap kondisi yang sangat berhemat dan mungkin mengurangi kenyamanan-kenyamanan yang selama ini dinikmati karena kita terima pendapatan bulanan. Lalu, coba ditanya ke diri kita, apakah sudah siap untuk itu?

Jika belum siap 100%, maka Anda lebih baik mengkombinasikan antara tetap kerja dan mulai bikin usaha kecil-kecilan. Contoh usaha yang dipilih adalah usaha-usaha yang tidak memakan waktu kamu banyak, semisal berjualan baju online, aksesoris online, atau menjualkan barang milik orang lain lewat smartphone yang kamu punya. Keuntungan pilihan ini adalah, kalau usaha tersebut tidak lancar, Anda masih punya gaji bulanan.

Kalau Anda sudah benar-benar siap dan memang sudah tidak mau menjadi karyawan lagi, maka pilihan untuk berbisnis secara total sudah harus mutlak. Keuntungannya adalah Anda dapat lebih fokus dengan usaha yang Anda jalankan, sehingga ketika perlu ada perbaikan, Anda dapat segera membenahinya.

Namun, hal yang perlu dicatat adalah Anda perlu untuk menerapkan prinsip diversifikasi keuangan sebelum memulai semua alternatif tersebut. Anda harus menyisihkan uang jaga-jaga, sehingga “amit-amit” kalau gagal total, Anda masih memiliki sedikit simpanan untuk bisa bertahan hidup. Jadi, berbisnis itu bukanlah seni bertempur gila-gilaan yang penuh resiko, tetapi berbisnis itu haruslah bertempur gila-gilaan dengan resiko yang sudah dikalkulasikan. Selamat berwirausaha!!!

M. Setiawan Kusmulyono

Beliau adalah kepala Entrepreneurship Development Center, Prasetiya Mulya School of Business and Economics

Twitter