Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Tips

Seperti Intel, Anda Harus Siap Ketika Skala Bisnis Anda Berkembang Lebih Besar


Semua Bisnis Tentu Ingin Menjadi Besar. Namun, Apakah Anda Sudah Siap?

Michael S. Malone menulis sebuah buku menarik, The Intel Trinity, yang menceritakan tentang hari-hari awal raksasa teknologi Intel. Ternyata, Intel saat ini benar-benar berbeda daripada ketika perusahaan ini masih dipimpin oleh pendirinya: Robert Noyce dan Gordon Moore.

Intel jaman dulu lebih pemberontak, revolusioner, dan fun. Sedangkan saat ini, Malone justru menganggap Intel sebagai sebuah tempat yang mampu dengan mudah merekrut bakat teknis terbaik yang dapat mereka temukan, kemudian menjatuhkannya ke dalam lingkungan kerja yang memiliki sedikit belas kasihan terhadap kelemahan manusia. Jam kerja klasik 80 jam per minggu telah dikodifikasikan (meskipun tidak tertulis) di Intel.

Kenapa bisa begitu? Perubahan ini, meskipun drastis, hampir akan dialami oleh setiap startup yang sedang berkembang ke tahap yang lebih tinggi. Maka, tidak ada salahnya Anda menyimak cerita perubahan Intel ini sebagai upaya untuk menyiapkan diri Anda ketika bisnis Anda siap untuk naik kelas.

 

1. Ukuran.

Sampai akhir 1975, Intel masih memiliki kurang dari 5.000 karyawan. Sebagian besar karyawan sudah saling kenal, bahkan dengan pendirinya. Kemudian Intel tumbuh begitu cepat dan mempekerjakan begitu banyak. Banyak dari mereka adalah mantan karyawan dari Texas Instruments. Tanpa mengadopsi budaya baru, mantan pekerja Texas Instruments ini menerapkan budaya lama mereka, menciptakan sebuah gaya kerja hirarkisme ala Texas Instruments hingga perlu bertahun-tahun bagi Intel untuk membasminya. Hal ini yang menjadi penanda bagi Intel bahwa budaya mereka di tahun-tahun awal sangat rapuh dan rentan.

intel

2. Fleksibilitas.

Bukan berarti semua budaya Intel di tahun-tahun awal itu jelek. Ada pula yang bagus. Misalnya asas kesetaraan di masa Noyce dan Moore. Bagan organisasi mereka begitu datar pada prakteknya. Tidak ada ruang makan eksekutif, kamar mandi eksekutif, tempat parkir eksekutif, perjalanan kelas satu, dan siapa pun bisa berjalan lorong ke bilik pendiri – hal ini hampir revolusioner, dan dengan mudah, mereka bisa memindah-mindahkan karyawan pada tanggungjawab-tanggungjawab baru untuk menyeimbangkan operasional perusahaan. Sementara perusahaan chip lain di masa itu menyeimbangkan diri mereka melalui serangkaian PHK massal dan hiring besar-besaran yang mana mungkin bisa bekerja dalam jangka pendek, namun tidak di jangka panjang.

 

3. Era.

Di awal berdirinya Intel, industri semikonduktor modern masih merupakan alien bagi pemerintah. Sehingga selama bertahun-tahun, area ini hampir tak tersentuh hukum. Pada awal 70-an, industri semikonduktor adalah sektor bisnis terpanas di Amerika. Namun karena secara geografis terisolasi dari kota-kota pemerintahan seperti Washington DC, dan Manhattan, dan karena melibatkan teknologi misterius yang belum dipahami, maka hanya sedikit regulasi yang mengatur industri ini. Sehingga, hampir tak terelakkan bahwa pada tahun-tahun awal, industri semikonduktor memiliki persahabatan mendalam di antara para pesaing sekaligus persaingan brutal antar sahabat. Persaingan itu seringkali melewati batas ke dalam perilaku yang sekarang akan dianggap tidak etis, bahkan ilegal. Namun hukum mulai cerdas seiring perkembangan jaman. Sehingga tidak mungkin model masa lalu bisa bertahan di masa sekarang.

 

Begitu pula di area bisnis dan industri Anda. Banyak hal yang akan berubah. Akan tetapi, Anda tidak perlu takut dengan perubahan. Change is good. Perubahan menandakan bisnis Anda sedang bertumbuh. Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Yosomono]

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

Orang Bugis Tersukses di Indonesia

Dari Pengusaha Furnitur Menjadi Orang Nomor 1 Indonesia

Ini Cara Dapatkan Modal Usaha Dari Bank Mandiri

Taufik Aditama

Wartawan senior Studentpreneur yang ingin berkeliling dunia dan membuat Indonesia lebih baik

Facebook Twitter Google+