Berita Bisnis
Apple University yang Super Rahasia, Akhirnya Bocor Ke Publik
Apple University Melatih Siswanya Untuk Berpikir dan Bertindak Ala Apple.
Baru-baru ini, New York Times, melalui bocoran dari tiga karyawan Apple yang menolak disebutkan identitasnya, menulis sebuah pemberitaan tentang Apple University. Apple University adalah sebuah sistem yang dikembangkan oleh mendiang Steve Jobs untuk memantapkan karyawan mereka tentang kebudayaan dan sejarah perusahaan. Sebut saja namanya indoktrinasi dan setiap perusahaan memilikinya. Namun, beberapa hal tentang Apple University layak untuk Anda ketahui. Siapa tahu bisa diterapkan untuk program indoktrinasi Anda.
1. Menjunjung tinggi asas kerahasiaan.
Apa yang membuat program milik Apple menarik adalah, seperti halnya setiap kebijakan perusahaan, Apple University sangat rahasia dan jarang sekali dipublikasikan. Setiap karyawan Apple dilarang membicarakan tentangnya. Tidak pernah ada foto tentang ruang kelas yang terkuak ke publik. Hal ini adalah pencapaian besar mengingat Apple bergerak pada sebuah industri yang bersinggungan secara langsung dengan dunia online. Bahkan sebelum muncul sebuah bocoran dari New York Times tentang Apple University, keberadaannya hanya pernah disebutkan sekali dalam sebuah biografi Steve Jobs karangan Walter Isaacson.
2. Kurikulum disesuaikan dengan latar belakang karyawan.
Instruktur menciptakan dan mengajarkan kurikulum buatan mereka sendiri. Beberapa didatangkan dari Yale, Harvard, Berkeley, Stanford dan MIT. Pada website internal perusahaan, karyawan Apple dapat mendaftar ke sejumlah kelas yang sesuai dengan posisi dan latar belakang mereka. Misalnya saja ada satu kelas yang mengajarkan pada para founder perusahaan-perusahaan yang diakuisisi oleh Apple seputar bagaimana membaurkan sumber daya mereka ke dalam Apple. Kelas ini mungkin sengaja disusun untuk Dr. Dre dan Jimmy Iovine dari Beats.
3. Menggunakan Picasso sebagai model pembelajaran.
Kekaguman mendiang Steve Jobs terhadap Pablo Picasso dituangkan dalam sebuah kurikulum. Pada kelas “Communicating at Apple”, Randy Nelson, seorang mantan karyawan Pixar sekaligus instruktur di Apple University, menggunakan litograf The Bull, sebuah mahakarya Pablo Picasso yang digarap hingga lebih dari 1 bulan, untuk menunjukkan bagaimana Picasso membongkar garis-garis yang merepresentasikan seekor banteng hingga tersisa beberapa garis, dan masih dapat dikenali sebagai banteng. Artinya, desainer Apple dituntut untuk mengejar kesederhanaan sebagaimana Picasso membuang detail untuk menciptakan sebuah mahakarya seni.
4. Mendidik tentang pentingnya detail dalam desain minimalis.
Pada sebuah kelas “What Makes Apple, Apple,” Randy Nelson membandingkan antara remote Apple TV (aluminum dengan 3 tombol) dan remote Google TV (78 tombol QWERTY). Nelson menjelaskan bahwa remote yang lebih sederhana adalah perwujudan dari kultur desain minimalis Apple. Sama halnya seperti lukisan Picasso. Mereka mendebat setiap tombol yang ada hingga menemukan tombol paling memang benar-benar diperlukan dalam sebuah remote. Tampaknya, setiap kelas rahasia tersebut memang sudah disesuaikan dengan salah satu visi Jobs tentang Apple: membuat teknologi komputer yang kompleks menjadi lebih mudah dimengerti dan natural. Be more like Picasso and less like Google.
Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Jeff]
Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:
Wawancara Eksklusif: Anak Muda Ini Tinggalkan NASA Demi Bisnis Robot
Resep Sukses: Kelilingi Diri Anda Dengan Orang-Orang Sukses
Saatnya Anak Muda Berperan Dalam Ekonomi Indonesia?