Berita Bisnis Best People
Bagaimana Perusahaan Ini Mengubah Strategi Brand dan Menjadi Juara di Industri Hosting
GoDaddy (godaddy.com) sedang bertumbuh. Anda mungkin mengenal GoDaddy sebagai sebuah registrar nama domain terbesar di dunia, sekaligus penyedia layanan web hosting. Profit tahunan GoDaddy mencapai angka 1,3 milyar dolar dan terus bertumbuh dengan cepat. Perusahaan ini bahkan mengklaim bahwa dia mendaftarkan, memperbarui, dan memindahkan satu nama domain tiap detik. Perolehan angka ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan delapan kompetitor digabung jadi satu.
Namun di samping prestasi yang luar biasa itu, banyak dari kita mungkin tahu bahwa GoDaddy tidak dikenal karena metrik bisnisnya, akan tetapi karena kampanye iklan provokatif mereka. Seringkali melibatkan wanita cantik dengan kaos ketat dan belahan dada. Dan katanya, hal ini akan berubah. Kenapa?
Terabaikan dan diremehkan.
“GoDaddy memiliki kekuatan yang tidak terukur di dalam komunitas teknologi,” kata kepala eksekutif barunya, Blake Irving. Irving adalah mantan CPO (Chief Product Officer) Yahoo; dia pergi setelah kedatangan CEO baru Yahoo, Marissa Mayer. “Tetapi, saya dapat melihat potensi GoDaddy sesungguhnya dan kemana kami harus pergi. Yaitu bagaimana membuat GoDaddy mampu menjadi platform paling dihargai bagi bisnis kecil di dunia.”
Tujuan Irving adalah membuat setiap orang bisa dengan mudah memiliki bisnis online. Value proposition GoDaddy adalah dengan biaya bulanan yang terjangkau, setiap orang tanpa pengetahuan teknis nantinya dapat membuat sebuah website.
“Saat ini tidak ada yang melakukan hal ini dengan di GoDaddy,” kata Irving. Jelas sekali, Irving mengatur tempo yang sangat berbeda dibanding Bob Parsons, founder GoDaddy yang terkenal dengan anting permatanya yang besar dan kesombongannya atas eksploitasi perburuan gajah.
Bagaimana webhosting bisa disamakan dengan berciuman dengan supermodel?
GoDaddy mungkin terkenal berkat iklan Super Bowl mereka yang sangat kontroversial dimana model Bar Refaeli mencium Jesse Heiman. Meskipun iklan ini berhasil meraih banyak buzz di sosial media, akan tetapi Irving mengakui bahwa iklan ini tidak mampu menerjemahkan diri ke dalam brand awareness. Banyak orang yang familiar dengan iklan tersebut, akan tetapi mereka tidak paham dengan apakah itu GoDaddy. Bukan hanya itu, banyak yang menyebut bahwa iklan ini vulgar, tidak ber-taste, dan bahkan offensive.
Menariknya, Irving juga menyebut bahwa GoDaddy juga menjalankan ads kedua selama Super Bowl yang melibatkan lebih sedikit belahan dada dan lebih banyak menyangkut tentang brand. Akan tetapi iklan ini sama sekali dilupakan.
Di satu sisi, strategi ini berhasil menarik banyak perhatian mainstream untuk sebuah layanan yang tidak seksi seperti web hosting, sedangkan di sisi lain, banyak perhatian yang justru negatif.
Irving menyebut bahwa strategi baru GoDaddy nantinya akan berfokus pada penyampaian value proposition GoDaddy dengan cara yang lebih edgy, fun & familiar. Prioritasnya bukan lagi pada attention-grabbing yang tidak tahu malu. Karena jika bicara soal mencari market share, maka GoDaddy sudah menguasai lebih dari 50 persen market share secara global, “yang penting bukan soal market share lagi,” katanya.
Rekrutmen berkualitas tinggi.
Sejak mengambil alih posisi CEO, Irving berhasil menarik jajaran eksekutif jempolan. Hanya dengan bermodalkan pada impian apa yang ingin dibangunnya dengan GoDaddy. Contohnya adalah James Carroll (senior VP Yahoo), Arnold Blinn (eksekutif kawakan Microsoft), Jeff King (direktur senior eBay), Raj Mukherjee (product manager Google Apps & Google Drive). Bersama dengan mereka adalah Elissa Murphy, yang mengumumkan kepergiannya dari posisi VP engineering for cloud services Yahoo untuk menjadi CTO GoDaddy.
“Saya tidak berpikir bahwa saya akan meninggalkan Yahoo,” kata Murphy. “Akan tetapi, GoDaddy adalah permata di dalam gurun pasir. Saya bergabung dengan GoDaddy karena saya yakin dia mampu memberikan impact terhadap dunia.”
Sebelum Irving menggandeng Murphy, Murphy mengaku bahwa dia pernah membantu seorang temannya untuk membuat sebuah website dengan layanan GoDaddy. Sebelumnya, teman Murphy menyewa konsultan dengan harga ratusan dolar. Namun dengan GoDaddy, Murphy dapat membangun website dengan fungsi penuh hanya dalam hitungan jam dan harga beberapa puluh dolar. Pengalaman ini membantunya melihat potensi GoDaddy sebagai kekuatan utama untuk mendukung pemilik bisnis kecil di dunia.
Fase berikutnya GoDaddy.
Pesan yang disampaikan Murphy dan Irving adalah: seluruh dunia telah online. Internet menciptakan kesempatan bagi siapapun dari Silicon Valley hingga pojokan Merauke. Dengan pertumbuhan ini, datang pula banyak kesempatan yang luar biasa untuk mendukung orang-orang yang ingin membangun jalan mereka sendiri dan mendukung penghidupan mereka dan keluarga mereka. Untuk membantu merealisasikan visi ini, Irving mengeksplor kampanye marketing yang mampu menjaga gaya GoDaddy tetap canggih, namun tetap searah dengan evolusi perusahaan. Pernyataan yang dapat kita tangkap dari Irving adalah GoDaddy telah semakin dewasa ke dalam fase baru dan meninggalkan wajah lama mereka untuk tampilan yang lebih dewasa. Dengan visi baru, tim yang mengagumkan, dan posisi yang kuat di pasar, GoDaddy mungkin akan merealisasikan potensinya secara penuh untuk mendukung bakti sosial mereka bagi dunia.
Nah Sobat Studentpreneur, bagaimana dengan bisnis Anda? Apa yang siap Anda tawarkan bagi dunia? Jangan lupa ikuti facebook dan Twitter kami ya!
Baca Juga:
Anak Muda Ini Raup Jutaan Rupiah Dari Bisnis Daging Olahan
Ini Cara Menghemat Pengeluaran Bulanan Anda
Mike Ragnar Bangun Bisnis Burger Raksasa di Malang