Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People

Crocodile in the Yangtze – Kisah Tentang Crazy Jack Membangun Alibaba


eBay adalah Hiu di Lautan. Kami adalah Buaya di Sungai Yangtze. Kalau kita bertemu di laut, pasti kami kalah. Tapi kalau kita bertemu di Sungai, kami yang akan menang.

Jack Ma (Pendiri Alibaba Group)

Siapa yang tidak kenal dengan Crazy Jack? Perjuangan gila-gilaan Jack Ma dalam mendirikan Alibaba di tahun 1999, berujung manis saat ini. Jumlah transaksi penjualan di Alibaba pada tahun 2012 mencapai 170 Milliar Dollar, bahkan lebih besar daripada eBay dan Amazon digabungkan! Jack, yang merupakan mantan guru Bahasa Inggris di Tiongkok, memulai Alibaba di ruangan apartmentnya bersama 17 orang rekannya, kini telah memiliki lebih dari 24.000 karyawan. Alibaba telah berhasil menjadi e-commerce terbesar di Tiongkok dan bahkan di dunia.

jackma 1

Kebetulan, Saya mempunyai kesempatan untuk berbincang dengan Porter Erisman, mantan VP Alibaba di tahun 2000-2008. Porter bergabung Alibaba dari saat pertama kali Jack memindahkan kantornya dari apartment ke ruang kantor biasa. Sebagai VP di awal-awal Alibaba berdiri, Porter termasuk salah satu orang yang paling tahu kisah perjalanan luar biasa Alibaba, mulai dari menjadi perusahaan internet pertama di Tiongkok, sampai pertarungan berdarah-darah dengan raksasa e-commerce dunia, eBay.

Porter bercerita bahwa sejak awal Jack Ma sangat percaya yang dikerjakannya adalah sesuatu yang revolusioner. Oleh karena itu, tim Alibaba seringkali merekam kegiatan di kantor, mulai dari rapat penting hingga permainan yang menunjukkan budaya perusahaan. Rekaman dokumentasi dari tahun 1999 ini kalau ditotal bisa sampai ratusan jam. Namun, oleh Porter Erisman, dikemas menjadi sebuah film dokumentasi menarik berjudul “Crocodile in the Yangtze”. Saking menariknya film ini, sampai menang dalam berbagai kompetisi film dokumenter dunia. Anda akan dibawa ke petualangan Crazy Jack melawan dunia. Kisah nasionalisme dari Crazy Jack untuk mensejahterahkan rakyat Tiongkok juga sangat mengharukan. Kami dari tim Majalah Studentpreneur sangat beruntung untuk diberikan izin khusus menonton film yang tidak dijual bebas ini. Hal paling keren? Well, kami orang pertama di Surabaya yang mendapatkan akses tersebut.

crocodile-in-the-yangtze-300x444

 

Hal terpenting bagi Alibaba adalah nomor satu pelanggan, nomor dua karyawan Alibaba, dan nomor tiga baru investor.

Jack Ma (Pendiri Alibaba Group)

 

Karena janji Saya ke Porter, Saya tidak boleh bercerita terlalu detail mengenai film ini. Jadi, Saya hanya akan membahas dua hal paling menarik dari “Crocodile in the Yangtze”. Pertama, terlepas dari semua kontroversi dan tekanan dari dunia, Jack Ma sangat percaya bahwa pelanggan adalah prioritas nomor satu. Dalam berbagai rapat dan konferensi yang melibatkan banyak orang, Jack menekankan bahwa bagi Alibaba, nomor satu adalah pelanggan, nomor dua adalah karyawan Alibaba, dan nomor tiga baru investor. Prinsip itulah yang melatarbelakangi keputusan dia untuk menggratiskan Alibaba selama beberapa tahun pertama, serta menggratiskan Taobao (salah satu web e-commerce milik Alibaba Group) untuk menaklukkan eBay di Cina. eBay sempat menghina Taobao dengan mengatakan bahwa “gratis bukanlah model bisnis”. Tapi melalui Taobao, Alibaba berhasil menghancurkan eBay di Tiongkok. Sekarang, Taobao mempunyai 500 juta pelanggan, dengan 800 juta produk, dan 48.000 barang terjual tiap menitnya. Luar biasa!

 

Kalau hanya mempunyai semangat bekerja dari jam 8 pagi sampai 5 sore, Alibaba tidak akan besar. Kalau ada yang hanya ingin bekerja dari jam 8 pagi sampai 5 sore, lebih baik keluar dari Alibaba saat itu juga dan mengerjakan hal lain

Jack Ma (Pendiri Alibaba Group)

 

Hal kedua yang juga membekas di hati Saya adalah rekaman video Jack Ma melakukan rapat di apartmentnya bersama 17 pendiri awal Alibaba. Jack menekankan bahwa pesaing Alibaba bukan orang Tiongkok, tapi Amerika. Boleh saja Amerika menang di hardware dan sistem, tapi kalau secara otak, orang Tiongkok juga sama pintarnya dengan orang Amerika. Jack merasa bahwa mereka harus mempunyai semangat Silicon Valley, yaitu bekerja habis-habisan. Kalau hanya mempunyai semangat bekerja dari jam 8 pagi sampai 5 sore, Alibaba tidak akan besar. Kalau ada yang hanya ingin bekerja dari jam 8 pagi sampai 5 sore, lebih baik keluar dari Alibaba saat itu juga dan mengerjakan hal lain. Jack sudah mempunyai pandangan Alibaba akan menjadi perusahaan internet terbesar di Tiongkok dan dunia. Namun di atas semua itu, Jack percaya Alibaba akan menciptakan ratusan juta lapangan pekerjaan baru dan menggairahkan perekonomian Tiongkok melalui dunia internet.

 

screen-shot-2012-08-30-at-10-50-18-am

 

Kenapa ada rocker? No, itulah Crazy Jack kalau sedang gila. Seriously 🙂

 

Nah Sobat Studentpreneur, sementara Anda bisa melihat trailer resmi film ini. Kalau penasaran dengan film aslinya, Anda bisa kirim comment dukungan saja. Pihak Studentpreneur sedang berusaha untuk melakukan screenings film “Crocodile in the Yangtze” di Surabaya, mendatangkan Porter Erisman. Semakin banyak dukungan yang kami terima, semakin mungkin rencana ini terwujud. Mari kita semua belajar dari gilanya Crazy Jack membangun bisnis Alibaba!

Adhika Dwi Pramudita

Adhika adalah direktur utama PT Wirausaha Muda Sukses Sejahtera. Praktisi media, startup, dan periklanan.

Facebook Twitter Google+