Tips
Hidroponik, Solusi Cerdas Bertanam di Lahan Sempit Perkotaan
Bertanam di lahan sempit di perkotaan? Bisa kok dengan hidroponik!
Berbeda dengan di pedesaan, kota memiliki lahan yang lebih sempit. Hal ini bisa jadi disebabkan akibat kondisi kota yang semakin maju dan berkembang. Apa lagi jika kota tersebut termasuk kota yang ramai di bidang industri. Kondisi yang seperti ini bisa menarik orang untuk datang ke kota. Sebabnya, mereka berpikir bahwa kondisi kota yang seperti itu akan memudahkan mereka untuk mendapatkan pekerjaan.
Berbeda dengan di desa, di kota jumlah lapangan pekerjaan lebih banyak dan terjamin. Tak heran jika kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta dan Surabaya menjadi primadona sebagai tujuan merantau. Hal ini membuat jumlah penduduk di kota kian bertambah sehingga hal tersebut berimbas pada semakin menyempitnya lahan yang tersedia untuk tempat tinggal. Tak heran jika harga lahan di dua kota ini amatlah mahal.
Hal ini cukup menjadi masalah bagi orang yang memiliki hobi bertanam. Apakah kamu salah satunya? Lahan yang terbatas membuat kita harus mengurungkan niat untuk melakukan hobi tersebut. Nah kamu tak perlu berkecil hati karena saat ini ada metode menanam yang dinamakan hidroponik. Dengan metode ini, kamu tidak perlu memiliki lahan yang luas untuk bisa menanam tanaman kesukaan kamu.
Hidroponik merupakan teknik bercocok tanam dengan menggunakan media air. Namun, seiring perkembangan teknologi, teknik hidroponik ini tak hanya istilah yang ditujukan untuk istilah bercocok tanam dengan media air, tetap juga yang lainnya selain tanah. Nah bagi Sobat Studentpreneur yang ingin mencoba teknik bertanam yang satu ini, caranya cukup mudah. Yuk, simak lebih lanjut.
Tentukan Sistem Hidroponik Mana yang Akan Digunakan
Perlu kamu ketahui, menanam secara hidroponik juga ada banyak macamnya, lho. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Sejauh ini, terdapat 6 cara bercocok tanam hidroponik. Metode tersebut antara lain: Sistem Sumbu atau yang dikenal dengan Wick, Sistem Irigasi, Sistem Pasang Surut, Sistem NFT, Sistem Rakit Apung, dan juga Aeroponik. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang tata cara menanam hidroponik menggunakan sistem pasang surut.
Sistem pasang surut merupakan cara menanam teknik hidroponik dengan cara mengalirkan air yang sudah dicampurkan dengan unsur hara yang diperlukan tanaman, ke dalam nampan tempat tanaman tumbuh. Kemudian air ini akan dialirkan kembali ke wadah penampungan yang terletak di bawah nampan tempat tanaman hidroponik ditanam. Untuk menjalankan sistem ini, kamu memerlukan yang namanya pompa air guna menjalankan sistem pasang dan surutnya.
Adapun keuntungan dari sistem menanam yang satu ini dibanding lainnya adalah kamu dapat memastikan pasokan oksigen yang diterima oleh tanaman tetap stabil karena tersedia lebih banyak dari yang dibutuhkan. Hal ini berkat adanya sistem pasang surut yang dihasilkan dari pemompaan air tadi. Dengan metode ini, kamu juga tak perlu repot-repot untuk menyiram tanaman setiap hari sehingga perawatannya pun lebih mudah dan tidak makan banyak waktu.
Cari Lokasi yang Tepat
Cara bertanam hidroponik juga tidak bisa kamu lakukan dengan sembarangan. Pada umumnya, tanaman hidroponik yang kamu tanam akan bisa tumbuh maksimal jika kamu meletakkannya di tempat yang terkena cahaya matahari. Tumbuhan memerlukan sinar matahari untuk melakukan fotosintetis sehingga ia bisa tetap tumbuh.
Satu hal yang perlu diingat, tanaman hidroponik ini sebaiknya tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung, jadi jangan diletakkan di luar, melainkan di dalam ruangan. Hal ini untuk membuat suhu tanaman tetap terjaga. Selain menggunakan sinar matahari, kamu juga bisa menggunakan bantuan cahaya buatan seperti lampu. Jika memang demikian, maka aturlah agar tanaman mendapat cahaya lampu yang cukup. Yang terpenting, tanaman harus berada di dalam ruangan, jangan diletakkan di ruang terbuka karena paparan udara bebas yang terlalu banyak bisa menghambat pertumbuhannya.
Ciptakan Waduk Buatan
Cara bertanam hidroponik yang pertama adalah dengan membuat waduk buatan. Seperti yang telah disebutkan bahwa sistem ini mengandalkan aliran pasang surut dari larutan untuk tetap menutrisi tanaman hidroponik, maka kamu memerlukan 2 jenis wadah. Satu untuk membuat waduk buatan dan ukurannya lebih besar. Satu wadah lagi yang akan berfungsi sebagai lahan tempat tanaman hidroponik akan ditanam.
Pastikan nampan yang lebih kecil bisa diletakkan di atas waduk buatan sehingga air bisa mengalir secara stabil dan juga tidak memakan tempat. Mungkin kamu bisa meletakkan wadah ini saling berdampingan, tapi hal itu akan membuatnya tidak sedap dipandang dan memakan tempat.
Siapkan Media Penanaman
Setelah selesai menyiapkan wadah, kini tugas kamu selanjutnya adalah menyiapkan sistemnya. Untuk dapat mengatur aliran air agar proses pasang surut berjalan lancar, maka kamu harus memakai pompa listrik. Letakkan pompa di dalam waduk buatan lalu masukkan selangnya ke dalam nampan di atas waduk untuk mengalirkan nutrisi ke tanaman hidroponik.
Pasang selang kedua untuk mengalirkan nutrisi sisa ke tempat penampungan air. pasang di ketinggian yang tidak jauh dari tinggi akar sehingga ketika air sudah mencapai tingkat ini, air akan kembali dialirkan ke waduk yang ada di bawahnya. Hal ini akan berlangsung selama terus menerus hingga tiba saatnya bagi kamu untuk mengganti air tersebut. Agar kamu dapat mengatur jumlah nutrisi untuk tanamanmu, maka pilihlah pompa air yang memiliki pengaturan waktu otomatis, ya!
Siapkan Benih Tanaman dalam Wadah Khusus
Kedua wadah tersebut tidak akan kita gunakan saat pertama kali, tetapi ketika tanaman sudah tumbuh. Untuk permulaan, kamu perlu membeli bibit tanaman yang akan ditanam. Lalu pasang benih-benih tersebut pada bahan khusus pembibitan. Batu wol adalah bahan yang sering dipakai untuk proses pembibitan ini. Atur pH nya juga agar tanaman tetap dapat tumbuh maksimal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara merendam bahan pembibitan dengan air yang memiliki pH 4,5.
Sobat Studnetpreneur, sebaiknya kamu tidak membeli bibit yang sudah tumbuh dari luar karena hal ini bisa meningkatkan risiko tanaman terkena hama. Oleh sebab itu, menanam tanaman mulai dari bibit adalah yang terbaik. Ketika tanaman mulai tumbuh atau berkecambah, maka pindahkan ke bawah tempat yang memiliki cahaya cukup. Agar tanaman mendapatkan cukup asupan cahaya, maka tempatkan di tempat tersebut selama 12 jam sehari. Satu hal yang perlu diingat, jangan sampai cahaya ini mengenai akar tanaman karena dapat membuatnya rusak sebelum tumbuh.
Pindahkan ke Nampan yang Sudah Disiapkan di Atas Waduk Buatan
Ketika tanaman dirasa sudah cukup dewasa, kini saatnya Sobat Studentpreneur memindahkannya. Hal ini ditandai ketika akar-akar dari bibit yang sudah tumbuh mulai menjorok ke atas. Biasanya, tanaman kamu memerlukan waktu selama 13 hari untuk mencapai tahap pertumbuhan ini. cara memindahkannya, jangan langsung mencabut beserta akarnya, tapi pindahkan sekalian medianya. Siapkan pot kecil lalu pasang tanaman tersebut ke dalamnya. Satu pot satu tanaman. Lalu jika sudah semuanya, tata dalam nampan yang sudah dipasangi selang pompa air tadi.
Di sini peran pengatur waktu otomatis dari pompa yang sudah kamu gunakan tadi. Atur pompa untuk menyala selama 30 menit selama 4 kali dalam sehari. Jadi, pompa ini akan hidup dan mengalirkan nutrisi ke tanaman setiap enam jam sekali. Jangan lupa untuk menyiapkan pencahayaannya. Berbeda ketika masih berada di media pembibitan, tanaman yang sudah dipindahkan di nampan perlu untuk terpapar cahaya lebih lama hingga 18 jam agar bisa tumbuh optimal.
Rawat Tanaman Agar Tetap Rapi
Ini juga jangan lupa. Merawat tanaman hidroponik diperlukan ketelatenan. Karena Sobat Studentpreneur menanamnya di tempat yang terbatas, maka pastikan untuk selalu merapikan daun atau batang yang tumbuh melebihi batas yang telah ditentukan. Berikan pasang bagi tanaman yang tumbuh terlalu ke samping atau menunduk agar tetap dapat tumbuh secara tegak. Selain itu, Sobat Studentpreneur juga harus membantu proses penyerbukannya secara manual, mengingat tidak ada angin atau serangga yang dapat membantu kelangsungan proses ini.
Buat Lingkungan yang Kondusif
Untuk memastikan tanaman dalam kondisi baik, Sobat Studentpreneur harus memperhatikan suhu yang ada di dalam ruangan. Gunakan termostat untuk hal ini. Di malam hari, suhu ideal untuk tanaman adalah 12-18 derajat Celcius dan 18-24 derajat Celcius di siang hari. Untuk mengatur agar suhu tetap seimbang, Sobat Studentpreneur bisa menjalankan kipas angin. Hal ini juga bisa membantu proses penyerbukan manual yang Sobat Studentpreneur lakukan tadi. Terakhir dalam merawat tanaman hidroponik, jangan lupa juga untuk menambahkan nutrisi ke dalam air secara berkala karena semakin tanaman tumbuh besar, maka nutrisi yang ia butuhkan juga semakin banyak.
Nah bagaimana Sobat Studentpreneur, mudah bukan cara bertanam hidroponik? Perlu kamu ketahui, cara menanam dengan teknik yang satu ini juga memiliki keunggulan dibanding dengan menanam secara konvensional. Risiko tanaman akan terkena hama relatif lebih rendah. Selain itu, jumlah buah atau hasil tanamannya juga lebih banyak. Dari sisi dekorasi, tanaman hidroponik bisa bertindak sebagai tanaman hias juga, lho! Tentu saja hal ini sangat menarik, bukan? Mengingat kondisi di perkotaan yang panas dan sumpek. Adanya tanaman hijau di rumah akan membuat pikiran kamu lebih tenang.
Tak hanya untuk melangsungkan hobi, cara bertanam hidroponik juga bisa memberikan manfaat lain. Misalnya jika kamu menanam sayuran atau buah-buahan, maka hasil dari tanaman tersebut selain bisa dinikmati sendiri juga bisa dijual jika memungkinkan. Teknik hidroponik bukanlah teknik yang mahal untuk dilakukan. Jadi tunggu apa lagi! Segera coba teknik ini yuk, Sobat Studentpreneur.
Yuk follow facebook Studentpreneur dan ikutan kelas online-nya buat belajar bisnis lebih lanjut.
Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:
Kisah Pendirian Startup – Ojesy
Hendy Setiono (Pendiri Baba Rafi) – Bisnis Kuliner untuk Pemula
Menjalankan Startup dengan Metode Lean Startup