Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Tips

Jiwa Bisnis Bukan Cuma Keturunan!


Berwirausaha di usia muda memang membuat mahasiswa belajar banyak hal. Dari perencanaan usaha, komitmen dengan usaha tersebut, hingga tanggung jawab. Semua hal tersebut tidak akan ditemukan pada saat proses pembelajaran di kampus, dan itu semua merupakan soft skill yang dipelajari dari luar.

Menurut pebisnis senior, Purdi E. Chandra, “jiwa bisnis tidak melulu datang dari faktor keturunan, tapi bisa karena lingkungan. Setiap orang sebenarnya melakukan kegiatan wirausaha untuk menghidupi kehidupannya”.

500x337-Gambar-Bayi-Lucu-1931

Kegiatan wirausaha sebenarnya dilakukan tiap waktu oleh semua orang, salah satu contohnya terjadi pada saat seorang mahasiswa melamun. Seorang mahasiswa melamun sambil pegang gitar lalu nyanyi-nyanyi jadilah sebuah lagu. Lihat sebuah café dan mencoba main akustik di dalam kafe, ada nilai ekonominya. Nilai ekonomi pertimbangannya mencari profit, manfaat, dibutuhkan, dan dihadirkan melalui alunan gitar. Wow, keren bukan?

Kita harus berpikir jika peluang datang apa yang bisa kita lakukan. Komponen peluang bisnis di antaranya kesempatan. Pada saat kuliah dulu, saya juga berjualan cokelat. Aneh bin nyata ternyata cokelat saya pasti ludes di tangan mahasiswi, padahal pemikiran itu diluar ekspetasi saya yang sebelumnya kalo perempuan enggan membeli cokelat karena takut kegemukan, takut jerawatan, dan lain sebagainya.

Setelah ada kesempatan, harus ada upaya. Setelah tahu pasarnya adalah mahasiswi, saya mulai untuk membuat cokelat sendiri dengan mencari cokelat di pasar kemudian meleburnya lalu dicetak dengan bermacam-macam bentuk dan ukuran. Saat itu karena kampus saya dekat dengan SD, SMP, dan SMA maka saya mencoba untuk improvisasi untuk mencetak cokelat dengan warna-warni.

Komponen lainnya adalah waktu. Jika semua order dikerjakan sendiri, waktunya habis, maka pengerjaannya dilakukan orang lain dan penjualannya dititipkan ke beberapa toko dan kantin kampus, kantin sekolah SD, kantin sekolah SMP, dan kantin sekolah SMA.
Untuk memulai usaha, orientasinya adalah loyalitas, benefit, profit, market, dan inovasi.

Jika market sudah ada, saya membentuk loyalitas bagaimana mereka balik ke saya. Sedangkan keuntungan ada dua yaitu profit dan benefit, inovasi muncul ketika ada tantangan. Jadi, kita bisa memulai usaha dengan membuka market sendiri, berorientasi pada benefit. Setelah semua sudah berkesinambungan antar satu dengan yang lain, maka yang ada hanyalah leverage yaitu pembesaran usaha.

Nah, Sobat Studentpreneur sekian cerita pengalaman saya berbisnis waktu kuliah. Semoga menginspirasi.

Zakarias Danujatmiko

Zakarias Danujatmiko adalah General Manager Studentpreneur. Dia sangat berminat terhadap entrepreneurship dan merupakan pengusaha cokelat bubuk.

Facebook Twitter