Tips
Tips Menjaga Emosi dalam Pekerjaan
Sobat Studentpreneur pasti pernah berada di situasi yang kurang mengenakkan dalam pekerjaan, seperti ketika pelanggan komplain dengan cara yang kurang sopan, proyek besar yang sudah kamu kerjakan sungguh-sungguh mendadak dibatalkan, atau harus berada satu tim dengan rekan sekantor yang kurang klik dengan kamu. Pada kehidupan sehari-hari, kamu mungkin akan berteriak atau menyendiri ketika menghadapi situasi-situasi serupa. Namun di tempat kerja, reaksi-rekasi tersebut hanya akan merusak reputasi baik yang kamu bangun, belum lagi produktivitas juga ikut terganggu.
Situasi kurang mengenakkan dalam pekerjaan merupakan hal yang wajar terjadi. Pada banyak momen, kita tidak dapat menghindarinya sesuai keinginan. Inilah tips menjaga emosi dalam menghadapi situasi-situasi tersebut, dimulai dengan mengidentifikasi emosi yang kamu rasakan.
Frustrasi
Perasaan frustrasi biasanya terjadi ketika kamu merasa “terjebak” atau tidak dapat bergerak maju. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari rekan kerja yang menghalangi proyek kamu atau atasan yang sering tidak tepat waktu. Apapun penyebabnya, kamu harus mencoba untuk berhenti dan menanyakan diri sendiri mengapa kamu merasa frustasi. Tuliskan alasan-alasan tersebut secara spesifik untuk mengeluarkan rasa frustasimu. Coba pula untuk menemukan sisi positif dari situasi yang kamu hadapi, Misalnya, atasan yang sering datang telat memungkinkanmu untuk melakukan persiapan lebih matang.
Khawatir atau Tegang
Seiring dengan tanggung jawab yang meningkat, wajar apabila kamu merasa khawatir atau gelisah. Namun jika perasaan tersebut terus dibiarkan, produktivitas dan kesehatan psikismu bisa terganggu. Sebenarnya, kamu bisa mencoba untuk menghindari hal ini. Misalnya, beberapa rekan kerjamu sedang berkumpul untuk membahas rumor tentang pemotongan karyawan. Jangan mendatangi mereka agar perasaan gelisah tidak semakin parah. Isu pemotongan karyawan mungkin masih membuatmu merasakan hal yang sama, untuk itu cobalah tarik napas perlahan selama lima detik, lalu keluarkan secara perlahan pula dalam waktu yang sama. Fokuslah pada proses bernapas, dan lakukan selama lima kali.
Marah/Jengkel
Kemarahan yang tidak bisa dikontrol mungkin menjadi emosi paling mengganggu yang dialami orang-orang dalam pekerjaan. Emosi ini jugalah yang paling sering tidak ditangani dengan baik. Kamu harus memiliki kontrol terhadap diri sendiri. Hanya kamu yang tahu tanda-tanda pada diri ketika perasaan marah mulai datang. Cobalah untuk menghentikan perasaan tersebut sedini mungkin. Ingatlah bahwa kamu selalu bisa mengontrol reaksi terhadap situasi apapun. Namun, jika perasaan marah tersebut tetap muncul ke permukaan, segara pejamkan mata, lalu lakukan latihan pernapasan seperti yang telah dijelaskan di atas. Tips menjaga emosi ini akan “menginterupsi” pikiran-pikiran yang membuat marah sekaligus membantu untuk kembali pada pikiran dan perasaan positif.
Ketidaksukaan
Kamu mungkin memiliki rekan kerja yang kurang begitu disukai. Hal tersebut merupakan hal yang wajar, namun kamu harus tetap menjaga emosi demi alasan profesionalitas. Ketika harus bekerja dengan orang yang kurang disukai, inilah saatnya belajar untuk mengesampingkan ego dan gengsi. Perlakukan orang tersebut dengan sopan dan penuh rasa menghormati, bahkan jika misalnya ia tidak melakukan hal yang sama. Namun, bukan berarti kamu harus diam begitu saja. Jelaskan secara baik-baik bahwa kamu menolak diperlakukan dengan buruk, lalu tinggalkan situasi secara tenang. Dengan cara tersebut, kamu juga sekaligus memberi contoh pada rekan kerja tersebut untuk bersikap lebih menghargai.
Kekecewaan
[Photo Credit: Pixabay]
Dari sekian banyak emosi yang kamu rasakan dalam pekerjaan, kekecewaan inilah yang sepertinya memberikan dampak paling besar pada produktivitas. Kekecewaan dapat mengurangi energi dan membuat takut untuk mengambil risiko baru. Coba evaluasi kembali mindset kamu. Luangkan momen untuk meresapi bahwa tidak semua hal bisa berjalan sesuai keinginan. Misalnya, meskipun kecewa karena tidak dapat mencapai target, lantas bukan berarti target tersebut tidak bisa lagi diraih. Buatlah sedikit perubahan atau penyesuaian, mungkin dengan cara memundurkan deadline. Terakhir, cobalah untuk tersenyum. Meskipun pada awalnya dilakukan dengan tidak lulus, tersenyum mampu membantu untuk fokus pada emosi positif.
Don’t be too hard on yourself! Selalu ada cara yang bisa dilakukan untuk menjaga emosi dan mengontrol reaksi terhadap segala situasi. Ketika emosi negatif mulai menguasai diri, segera tulis apa penyebabnya. Apakah karena rekan kerja? Tumpukan pekerjaan yang menggunung? Begitu berhasil mengidenifikasi masalah, proses brainstorming untuk menjaga emosi tetap stabil akan semakin mudah dilakukan. Semoga tips menjaga emosi ini berguna Sobat Studentpreneur!